VIRUS
Pernahkan
Anda terkena flu? Flu atau influenza biasanya muncul ketika udara dingin dan
musim hujan. Tahukah Anda penyebab penyakit ini? Penyakit ini disebabkan oleh
virus. Seorang dapat dengan mudah tertular flu hanya dengan berkomunikasi
langsung dengan penderita. Hal ini dikarenakan virus flu dapat menyebar melalui
udara. Lalu, tahukah Anda yang dimaksud dengan virus? Apakah virus termasuk
makhluk hidup sebagaimana manusia, hewan dan tumbuhan? Bagaimana struktur virus
itu? Apakah semua virus merugikan bagi manusia? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut mari kita pelajari materi berikut dengan seksama.
A.
Struktur Virus
1.
Ciri-Ciri Virus
a.
Tidak berbentuk sel karena tidak mempunyai
protoplasma, dinding sel, sitoplasma dan nukleus.
b.
Dapat digolongkan sebagai benda mati karena
dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma.
c.
Dapat digolongkan benda hidup karena memiliki
kemampuan metabolisme, reproduksi dan memiliki asam nukleat.
d.
Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau
jaringan yang hidup.
e.
Organisme subrenik hanya dapat dilhat dengan
mikroskop elektron.
f.
Virus berasal dari bahasa Latin venom
artinya cairan beracun.
g.
Bersifat parasit.
2.
Ukuran dan
Bentuk Virus
a.
25-300 nm
b.
Paling kecil virus polio. Paling besar virus TMV
c.
Bulat : Virus
influenza, & HIV
d.
Oval : Virus rabies
e.
Batang : Virus TMV
f.
Polihedral : Adenovirus
g.
Huruf T : Bakteriofage
3.
Struktur Virus
a.
Bagian pusat mengandung AND atau ARN
dikelilingi oleh selubung atau caspid dari protein.
b.
Caspid dibangun oleh beribu-ribu molekul
protein.
c.
Kapsomer (capsomere) mempunyai bentuk
bermacam-macam, seperti prisma, heksagonal, pentagonal
d.
Bukan berupa sel (aseluler), berupa partikel yang disebut virion
e.
Asam nukleat : Molekul pembawa informasi genetika. DNA saja/RNA saja
f.
Selubung protein (kapsid) : Pembungkus asam nukleat, tersusun dari
subunit protein yang disebut kapsomer
g.
Memberi bentuk virus
h.
Virus kompeks : Memiliki bagian kepala dan ekor. Contoh : Bakteriofage
i.
Gabungan dari asam nukleat dan kapsid disebut nukleokapsid
4.
Habitat
a.
Bakteri
b.
Mikroorganisme
c.
Eukariot (seperti protozoa dan khamir)
d.
Tumbuhan : Masuk melalui perantara serangga (vektor)
e.
Hewan/manusia : Masuk melalui makanan, minuman, udara, darah, luka, atau
gigitan
B.
Mekanisme Reproduksi Virus
Virus hanya bisa berkembang
biak di dalam sel hidup. Oleh karena itu, virus harus menginfeksi bakteri,
tumbuhan, maupun hewan agar bisa bereproduksi. Virus bakretiofag (fag)
menginfeksi sel bakteri melalui dua macam cara, yaitu secara litik (lisis) dan
lisogenik
1.
Infeksi Secara
Litik
Pada infeksi secara litik,
virus akan berlangsung menghancurkan sel bakteri setelah melakukan reproduksi.
Infeksi secara litik melalui fase-fase berikut ini :
a.
Fase Adsorbsi
dan Injeksi
Fase adsorbsi adalah fase dimana
fag menempel pada dinding sel bakteri menggunakan ekornya. Daerah di mana fag
menempel pada dinding sel disebut daerah reseptor, di mana fag jenis lain tidak
dapat menempel di daerah tersebut. Setelah menempel, fag akan mengeluarkan
enzim lisozim yang berfungsi untuk melubangi (menghidrolisis) dinding sel
bakteri. Kemudian fag memulai fase infeksi dengan menyuntikkan isi fag (DNA) ke
dalam sel bakteri.
b.
Fase Replikasi
(Sintesis) dan Perakitan
DNA fag mengadakan replikasi
mengguankan bahan dari DNA bakteri. Fase ini menghasilkan komponen-komponen
virus yang kemudian dirakit menjadi fag utuh melalui fase perakitan.
c.
Fase Lisis
(Pembebasan)
Pada fase ini, sel bakteri akan
pecah dan mengeluarkan ratusan fag baru yang akan menginfeksi bakteri lain.
Keseluruhan fase litik
memakan waktu 20-30 menit dan menghasilkan lebih dari 100 kali lipat jumlah fag
yang masuk ke dalam sel bakteri.
2.
Infeksi secara
Lisogenik
Pada infeksi secara lisogenik,
DNA virus akan berintegrasi (bergabung) dengan DNA bakteri. Jika bakteri
membelah, virus juga akan ikut membelah. Dalam siklus ini, virus biasanya tidak
membunuh sel inangnya. Infeksi secara lisogenik melalui tahap-tahap berikut.
a.
Fase Adsobsi
dan Injeksi
Tahap ini hampir sama dengan
tahap pertama siklus litik, dimana fag melakukan penetrasi dan memasukkan
DNA-nya ke dalam tubuh bakteri.
b.
Fase
Penggabungan
Pada fase ini DNA fag akan
bergabung dengan DNA bakteri membentuk DNA profag. Selama tahap ini, DNA fag
dijaga agar tetap tidak aktif oleh protein reseptor virus.
c.
Fase Pembelahan
Pada fase ini jika bakteri
membelah diri, profag akan ikut membelah sehingga dua sel anakan juga akan
mengandung profag.
Infeksi secara lisogenik dapat
berakhir menjadi diklus litik (fase sintesis, perakitan dan lisis). Apabila
keadaan lingkungan tidak menguntungkan, profag membentuk virus-virus baru dan
keluar dari sel inang.
- Reproduksi
1.
Tahap pelekatan : Saat partikel virus (virion) melekat pada sel
yang diinfeksi. Tempat pelekatan disebut reseptor.
2.
Tahap penetrasi : Tahap materi genetik
virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang.
3.
Tahap replikasi dan sintesis : Tahap terjadinya
perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel inang akan dikendalikan
sehingga sel dapat membuat komponen virus.
4.
Tahap pematangan : Penyusunan asam nukleat
dan protein menjadi partikel virus yang utuh.
5.
Tahap pelepasan : Tahap partikel virus
keluar dari sel inang dengan memecahkan sel tersebut.
6.
Siklus litik :
Tahapnya seperti diatas, pematangan berlangsung cepat kemudian memecahkan sel
tersebut hingga sel inang mati (lisis).
7.
Siklus lisogenik :
DNA/RNA virus yang disisipkan pada kromosom sel inang akan mengadakan replikasi
secara terus-menerus. Menghasilkan banyak sel anakan yang terinfeksi.
C.
Klasifikasi
a.
Menggunakan sistem ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses)
b.
3 tingkat takson :
i.
famili diakhiri viridae,
ii.
genus diakhiri virus,
iii.
spesies menggunakan bahasa Inggris dan diakhiri virus
c.
Virus bakteri : Bakteriofage/fage,
mengandung DNA
d.
Virus mikroorganisme eukariotik : Mengandung RNA, contoh :
Mycovirus
e.
Virus tumbuhan : Mengandung RNA, contoh :
TMV
f.
Virus hewan : Mengandung RNA/DNA,
contoh : Virus penyakit mulut dan kaki pada sapi
D.
Virus yang Merugikan
a.
Virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
Influenza virus dan Orthomyxovirus : Menyebabkan penyaki flu
Human immunodeficiency
virus (HIV) : Penyebab AIDS, menyerang sel-sel darah putih jenis limfosit B
Hepatitis delta virus : Penyakit hepatitis B
Paramyxovirus : Penyakit campak
Herpesvirus
varicella : Penyakit cacar air
Corona : Penyakit SARS (Severe
Accute Respirtaory Syndroms)
Virus Cikungunya : Penyakit cikungunya
Virus Onkogen : Penyakit kanker
Tegovirus
(flavovirus): Penyakit demam berdarah
Ebola virus : Penyakit ebola
Measles virus : Penyakit cacar
Polio virus : Penyakit polio
Herpes simplex virus : Penyakit herpes
Mumps virus : Penyakit gondong
Human papollomavirus : Penyebab kutil pada kulit
b.
Virus yang menyebabkan penyakit pada hewan
Rous sarcoma Virus (RSV) : Penyebab tumor pada ayam
Bovine papillomavirus : Penyebab tumor pada sapi
Virus Influenza
tipe H5N1 : Penyebab flu burung
Virus penyakit mulut dan
kaki pada sapi
Virus penyakit tetelo pada
ayam (Newcastle disease)
Rabies virus : Penyebab rabies pada
anjing, monyet, kucing dan manusia
c.
Virus yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan
Tobacco mosaic virus (TMV) : Penyakit mosaik
pada tembakau
Citrus leprosis virus (CiLV) : Penyebab penyakit pada jeruk
Virus tungro : Penyakit pada tanaman
padi
Virus yang menyerang
tanaman hias
E.
Virus yang Menguntungkan
Virus yang memberi manfaat : Bidang rekayasa genetika karena
dapat digunakan untuk kloning gen (produksi DNA secara identik). Contoh :
Mengendalikan pertumbuhan serangga, terapi gen manusia.
a.
Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan manusia untuk
memperoleh kekebalan tubuh atau antibody. Vaksin merupakan bibit penyakit yang
telah dilemahkan dan apabila menyerang manusia tidak berbahaya lagi, contohnya
vaksin cacar, polio dan campak.
b.
Pembuatan Antitoksin
Dengan menggabungan sifat-sifat
DNA yang menguntungkan antara virus dan gen lain sehingga sifat yang
menguntungkan tersebut akan dimiliki oleh bakteri yang diinfeksi.
c.
Pembuatan Insulin
Virus penyebab kanker dapat
dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehinggga
bakteri tersebut berbiak dengan cepat sekaligus memproduksi insulin atau zat
lain.
d.
Antibacterial
Dapat menghancurkan
bakteri-bakteri yang mengganggu,
misalnya bakteri pengganggu pada produk makanan yang diawetkan.
F.
Pencegahan Virus
Pencegahan terhadap virus : Pemberian vaksin. Vaksin adalah
suatu zat yang mengandung mikroorganisme patogen yang sudah dilemahkan,
memberikan kekebalan secara pasif. Contoh :
a.
OPV (Oral polio vaccine) : Vaksin polio
b.
Vaksin rabies
c.
Vaksin hepatitis B
d.
Vaksin influenza
e.
Vaksin cacar
f.
Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar, gondong dan campak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar