PROTISTA
A.
Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
1.
Ciri-ciri dan
sifat alga
Alga (ganggang) bukan lagi
merupakan nama formal sebuah kelompok taksonomik. Nama tersebut hanya merupakan
nama umum bagi sejumlah organisme yang berfotosintesis secara sederhana.
Kebanyakan ahli botani mengelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, tetapi karena
semua ganggang tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan maka ia
dikelompokkan ke dalam dunia tersendiri, yaitu Protista.
Sebagai organisme bersel satu (uniseluler)
dan bersel banyak (multiseluler) alga memiliki klorofil yang dapat
berfungsi sebagai untuk fotosintesis. Selain klorofil, alga juga memiliki
pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritin (warna
merah), fikosantin (warna cokelat), xantofil (warna kuning), dan karotena
(warna keemasan).
Beberapa alga ada yang
berthalus, yaitu struktur tubuhnya yang berupa akar, batang dan daun tidak
sejati. Reproduksi vegetatif alga, yaitu dengan cara membelah diri, fragmentasi
atau membentuk spora. Adapun secara generatif dengan menyatukan dua sel gamet
jantan dan gamet betina. Hasil peleburan dua gamet yang berukuran sama disebut
dengan isogami dan peleburan dua gamet dengan ukuran yang berbeda
disebut anisogami.
Sebagai vegetasi perintis, alga
menempel pada makhluk hidup lain atau ditempat-tempat basah dan lembab. Bebrapa
jenis alga banyak ditemukan di perairan, baik air tawar maupun air laut sebagai
plankton.
2.
Pengelompokkan
alga
Berdasarkan pigmen atau zat
warna yang dikandungnya, alga atau ganggang dikelompokkan menjadi empat divisio.
a.
Ganggang hijau
(Chlorophyta)
Ganggang hijau merupakan ganggang
uniseluler maupun multiseluler yang memiliki klorofil yang
dominan sehingga berwarna hijau. Selain klorofil a dan b terdapat juga pigmen karotin
dan xantofil. Jenis ganggang ini hampir 90% hidup di air tawar dan 10%
hidup di laut sebagai plankton, menempel pada batuan atau tumbuhan lain.
Jenis-jenis ganggang hijau dikelompokkan menjadi berikut.
1)
Ganggang ber
sel satu tidak bergerak
a)
Chlorella sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar atau air laut,
reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri, banyak digunakan untuk
mempelajari fotosintesis. Bisa dikonsumsi karena mengandung protein sel
tunggal.
b)
Cholococcum sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar, reproduksi secara
vegetatif dengan membentuk zoospora secara generatif dengan isogami.
2)
Ber sel satu
bergerak
a)
Chlamydomonas
sp. berbetuk bulat telur, memiliki dua flagel,
kloroplasnya berbentuk mangkok atau pita mengandung pyrenoid dan sigma.
Reproduksinya dengan membelah diri dan konjugasi.
b)
Euglena viridis, bentuknya seperti mata, memiliki sebuah flagel,
klorofil dan sigma. Reproduksinya dengan membelah diri. Euglena ada juga
mengelompokkannya ke dalam protozoa.
3)
Berbentuk koloni yang bergerak Volvox
globator, bentuk koloninya menyerupai boka yang tersusun atas ribuan Volvox
yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma. Volvox
juga dikelompokkan ke dalam protozoa.
4)
Berbentuk koloni yang tidak bergerak Hydrodiction
sp. koloninya berbentuk jala, banyak ditemukan di air tawar, reproduksinya
secara vegetatif dengan fragmentasi dan secara generatif dengan konjugasi.
5)
Berbentuk benang Spirogyra sp.
kloroplasnya berbentuk spiral, hidup di air tawar, reproduksinya secara
vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan konjugasi.
6)
Berbetuk lembara Ulva, hidup di laut
menempel pada batu, dapat dimakan. Reproduksinya secara vegetatif dengan
membentuk zoospora dan secara genertaif dengan isogami.
7)
Chara, bentuknya seperti tumbuhan tinggi, memiliki
batang-batang dan cabang yang beruas-ruas, hidup di air tawar. Reproduksinya
secara vegetatif dengan fragmentasi dan secara generatif dengan pertemuan sel
telur yang dihasilkan oleh oogonium dan sel sperma yang dihasilkan oleh anteridium.
b.
Ganggang
Cokelat (Phaeophyta)
Umunya ganggang cokelat ber sel
banyak (multiseluler), dengan pigmen cokelat (fukosantin) yang
dominan di samping memiliki klorofil a dan b. bentuk tubuhnya yang menyerupai
tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki bagian menyerupai akar, batang dan daun
membuat ganggang ini mudah dikenali. Banyak ditemukan di pantai atau perairan
laut dangkal. Cara reproduksi ganggang cokelat secara vegetatif dengan
fragmentsi dan generatif melalui isogami atau oogami.
Jenis-jenis alga cokelat, anatara
lain:
1)
Laminaria, memiliki batang, daunnya berbentuk lembaran, mengandung
yodium da asam alginat.
2)
Macrocystic, menghasilkan yodium dan asam aglinat yang berfungsi
sebagai bahan industri.
3)
Sargasum, daunnya berbentuk lembaran, diantara batang dan
tangkainya terdapat gelembung udara.
4)
Fucus, bentuk daun berupa lembaran dan di bagian tepi daun
terdapat gelembung.
Ada cara reproduksi vegetatif
alga coklat mirip dengan tumbuhan tinggi, yaitu pada ujung daun fertil
terbentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Alat
pembiaknya disebut koseptakel yang menghasilkan ovum dan spermatozoid.
c.
Ganggang merah (Rhodophyta)
Merupakan ganggang yang tubuhnya
bersel banyak (multiseluler), memiliki klorofil a dan b dengan pigmen
dominan merah (fikoeritin) dan karotin. Bentuk tubuh yang
menyerupai tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk
bahan makanan agar-agar. Cara reproduksi ganggang merah secara vegetatif dengan
membentuk spora dan secara generatif dengan anisogami.
Jenis-jenis alga merah yang
terkenal sebagai berikut :
1)
Spinosium, sebagai bahan pembuat agar-agar, banyak terdapat di
perairan Indonesia.
2)
Gelidium sp. dan Gacilaria sp. sebagai bahan pembuatan
agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin.
3)
Batracnospermum.
d.
Ganggang
keemasan (Chrysophyta)
Ganggang ini ada yang ber sel
satu (uniseluler) dan ber sel banyak (multiseluler). Memiliki
klorofil a dan b serta pigmen dominan keemasan (karotin) dan fukosantin.
Dapat dijumpai hidup di air tawar maupun air laut. Secara sederhana reproduksi
vegetatif alga ini dengan membelah diri atau dengan zoospora spermatozoid.
Jenis-jenis alga keemasan sebagai
berikut :
1)
Bersel tunggal
a)
Ochromonas, bentuknya seperti bola, memiliki flagel yang panjangnya
tidak sama, reproduksinya dengan membelah diri.
b)
Navicula, sering disebut dengan diatome atau ganggang
kersik, bentuk tubuhnya kotak atau elips. Jika mati fosilnya akan membentuk
tanah diatome yang berfungsi sebagai bahan penggosok, campuran semen atau
penyerap nitrogliserin pada bahan peledak. Reproduksinya membelah diri
dengan memisahkan bagian tubuhnya yang terdiri atas hipoteka (kotak) dan
epiteka (tutup).
c)
Pinnularia, mirip dengan diatome.
2)
Bersel banyak
Vaucheria, tubuhnya
berbentuk benang, hidupnya di air tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan
membentuk zoospora dan secara generatif dengan pertemuan sel telur yang
dihasilkan oleh oogonium dan sel sperma yang dihasilkan oleh anteredium.
B.
Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Protozoa
berasal dari kata “protos” yang berarti pertama dan “zoon” yang
bererti hewan. Ciri-ciri protozoa sebagai berikut :
1.
Bersel satu (uniseluler)
2.
Berukuran mikroskopis (10 mikron-6mm)
3.
Bersifat eukariotik
4.
Tidak memiliki dinding sel
5.
Tidak dapat berfotosintesis sehingga bersifat heterotrof
6.
Memiliki organel sel, seperti mitokondria,
ribosom, serta vakuola namun tidak memiliki kloroplas.
7.
Bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan
akan membentuk sista
8.
Cara perkembangbiakan umumnya dengan cara
membelah diri. Akan tetapi, ada pula yang melakukan reproduksi seksual melakui
konjugasi
9.
Cara hidupnya dengan memakan makhluk lain,
saporfit atau parasit
10.Habitat di tempat-tempat berair (yang hidup bebas) atau
di dalam tubuh makhluk hidup (yang bersifat saprofit / parasit)
Berdasarkan
alat geraknya protozoa dibedakan menjadi empat kelas:
1.
Flagellata (Mastigophora)
Flagellata umumnya hidup sebagai
parasit dalam tubuh manusia atau hewan. Flagellata memiliki flagella
(bulu cambuk) yang memiliki peran sebagai alat gerak. Conothnya sebagai
berikut:
a.
Tripanasoma
gambiensis penyebab penyakit tidur di Afrika ditularkan
oleh lalat tse-tse (Glossona palpalis).
b.
T. cruzi menyebabkan penyakit chagas di Amerika Serikat
ditularkan oleh serangga triartoma.
c.
T. evansi penyebab suaran pada hewan ternak dan ditularkan oleh
lalat Tabanidae.
d.
Leishmania
donovani penyebab penyakit kalajar yang ditularkan oleh
lalat Phlebotomus.
e.
Trichomonas
vaginalis penyebab penyakit keputihan.
2.
Ciliata
Alat gerak pada ciliata
berupa rambut getar (silia). Selain itu, silia juga berfungsi
untuk menangkap dan menerima mangsa. Contohnya, Paramecium caudatum. Paramecium
memiliki bentuk tubuh meruncing pada ujung belakang dan tumpul pada ujung
depannya sehingga bentuknya mirip sandal. Paramecium memiliki dua macam
nukleus yaitu makronukleus dan mikronukleus.
a.
Makronukleus berfungsi untuk pertumbuhan dan
mengatur aktivitas sel.
b.
Mikronukleus berfungsi untuk perkembangbiakkan
secara seksual dengan cara konjugasi.
Contoh Ciliata yang lain
adalah Stentor, Didinium, Vorticella, dan Balantidium
coli yang menyebabkan gangguan pada perut yang disebut balantidiosis.
3.
Rhizopoda
Contoh Rhizopoda yang sangat
dikenal adalah Amoeba sp.. Amoeba memiliki alat gerak berupa kaki
semu (pseudopodia). Bentuk sel Amoeba tidak tetap, sitoplasmanya
terdiri atas ektoplasma dan endoplasma. Reproduksi dilakukan secara vegetatif
dengan membelah diri secara langsung (pembelahan biner), yaitu tanpa
melalui pembelahan mitosis. Pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan Amoeba akan membentuk kista. Contoh
lainnya, yaitu :
a.
Entamoeba
hystolica, penyebab disentri.
b.
Entamoeba coli, hidup di usus besar manusia.
c.
Entamoeba
gingivalis, hidup di rongga mulut dan menyebabkan
kerusakan gigi.
d.
Foraminifera, hidup dia air laut dan dapat menjadi petunjuk adanya
sumber minyak bumi.
e.
Radiolarian, hidup di air laut dan endapannya dapat bermanfaat
sebagai bahan penggosok dan bahan peledak.
4.
Sporozoa
Anggota Sporozoa hidup
sebagai parasit pada hewan atau manusia. Pada salah satu tahapan siklus
hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat
atau oval, mempunyai nukleus, tapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan
diserap langsung dari hospesnya melaui permukaan tubuh, demikian pula respirasi
dan eksresinya melalui permukaan tubuh.
Contoh Sporozoa adalah Plasmodium
yang menyebabkan penyakit malaria dengan inang perantara nyamuk Anopheles.
Fase hidup Plasmodium sebagai berikut. Sporozoit masik ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles, bersembunyi di dalam hati dan
membelah menjadi merozoit. Merozoit keluar dari sel hati dan menyerang sel
darah merah. Di dalam eritrosit, merozoit membelah secara skizogoni. Merozoit
keluar dari eritrosit lalu menyerang eritrosit lain sehingga penderita akan
mengalami demam.
Di dalam eritrosit, merozoit
kemudian berubah menjadi gametosit jantan/betina. Apabila penderita malaria
digigit oleh nyamuk Anopheles, gametofit akan masuk kembali ke dalam
tubuh nyamuk dan melebur menghasilkan zigot. Zigot akan menembus dinding usus
nyamuk dan berubah menjadi ookinet. Ookinet membesar menjadi oosista yang
kemudian mengalami proses sporogoni dan menghasilkan beribu-ribu sporozoit.
Sporozoit mengikuti aliran darah nyamuk dan sampai ke kelenjar saliva nyamuk,
siap untuk ditularkan kembali.
Ada tiga jenis penyakit malaria di
Indonesia yang masing-masing disebabkan oleh spesies Plasmodium yang berbeda.
a.
Plasmodium
falciparum, menyebabkan malaria tropika dengan segala
demam 1 x 24 jam.
b.
Plasmodium
vivax, menyebabkan malaria tertiana dengan segala
demam 2 x 24 jam.
c.
Plasmodium
malariae, menyebabkan malaria kuartana dengan segala
demam 3 x 24 jam.
C.
Protista Mirip Jamur
Protista
mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam Kingdom Jamur (Fungi) karena
walaupun fase generatif (reproduksinya) mirip jamur, pergerakan pada fase
vegetatifnya lebih mirip Amoeba. Jamur Protista dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Myxomycota (Jamur Lendir)
Jamur lendir tumbuh di tanah
yang lembab atau di sekitar kayu yang mati dan tanaman yang busuk di hutan.
Tidak seperti jamur pada umumnya, jamur lendir tidak memiliki dinding sel.
Siklus hidup jamur lendir dimulai dari fase vegetatif berinti banyak (multinukleat)
yang disebut Plasmodium. Plasmodium meluncur dalam bentuk amoeboid,
memakan bakteri dan potongan kecil materi organik. Saat permulaan fase generatif,
plasmodium berhenti bergerak dan mengembangkan struktur mirip batang
dengan struktur bulat penghasil spora (sporangium) di puncaknya. Spora
menghasilkan gamet berflagel yang menyatu dan membentuk zigot tanpa flagel dan
mirip Amoeba. Zigot ini kemudian meluncur ke tanah membelah hingga membentuk
Plamodium yang berinti banyak. Contohnya, Physarum polycephalum.
2.
Oomycota (Jamur Air)
Perbedaan paling jelas antara Oomycota
dan jamur adalah dining selnya terbuat dari bahan yang sama dengan dinding sel
tumbuhan, yaitu selulosa, sedangkan dinding sel jamur terbuat dari kitin. Tubuh
Oomycota tersusun atas hifa tidak bersekat (senositik).
Reproduksi vegetatifmya dengan membentuk zoospora yang bersifat motil
dengan dua flagel yang tidak sama panjang. Sementara reproduksi generatifnya
melalui oospora. Oomycota umumnya bersifat saprofit dan parasit.
Contohnya sebagai berikut :
a.
Phytophora
infestans, menyebabkan penyakit karat putih pada
kentang.
b.
Phytophora
nicotinae, menyerang tanaman tembakau.
c.
Phytium, menyebabkan penyakit rebah semai.
d.
Peronospora, dan Peronosclerospora, menyebabkan penyakit bulai pada
tanaman serealia.
e.
Saprolegia, bersifat saprofit pada bangkai ikan.
D.
Peranan Protista dalam Kehidupan Manusia
Protista
memiliki banyak peranan bagi kehidupan manusia. Beberapa protista menyebabkan
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Akan tetapi, bebrapa jenis protista
juga bermanfaat bagi manusia.
1.
Manfaat
Protista Mirip Hewan (Protozoa)
a.
Foraminifera menjadi petunjuk adanya lapisan minyak bumi.
b.
Endapan Radiolaria bisa digunakan
sebagai bahan penggosok dan peledak.
c.
Sebagai penyusun zooplankton yang menjadi
makanan ikan.
2.
Manfaat
Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
a.
Sebagai fitoplankton yang sangat berperan
dalam rantai makanan.
b.
Ulva dan Chlorella dapat dikonsumsi oleh manusia.
c.
Tanah endapan diatom bermanfaat sebagai bahan
penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, pembuat saringan, bahan
alat penyadap suara, bahan pembuat cat, vernis dan piringan hitam.
d.
Phaeophyta menghasilkan asam alginat untuk pembuatan es krim,
tablet obat, serta pengental bahan kosmetik, pasta gigi, dan krim cukur.
e.
Phaeophyta menghasilkan iodin untuk mencegak penyakit gondok.
f.
Phaeophyta bisa digunakan sebagai insektisida alami.
g.
Beberapa jenis Rhodophyta, seperti Gelidium,
Gracilaria dan Euchema bermanfaat untuk pembuatan agar-agar.
h.
Alga yang bersimbiosis dengan jamur dapat
membentuk lumut kerak (Lichenes) yang berperan sebagai tumbuhan perintis
dan indikator ekologi.
3.
Manfaat
Protista Mirip Jamur
a.
Physarum sebagai bahan penelitian.
b.
Jamur yang bersifat saprofit seperti
Saprolegnia menguraikan sampah dan bangkai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar