DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
2.
Rumusan
Masalah
3.
Tujuan
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1.
Profil Virus HIV / AIDS
2.
Pengertian HIV/AIDS
3.
Penemu Virus HIV
4.
Sejarah HIV/AIDS
5.
Patofisiologi Virus HIV
6.
Manifestasi Klinis Virus
HIV / AIDS
7.
Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS
8.
Penyebab HIV
9.
Cara Penularan AIDS
10.
Tanda-Tanda Terserang HIV/AIDS
11.
Yang Terkena HIV/AIDS
12.
HIV Tidak Menular
13.
Cara Pencegahan HIV/AIDS
14.
Pemeriksaan Penunjang
Bagi Penderita HIV / AIDS
15.
Cara Penanggulangan
Apabila Telah Terinfeksi Virus HIV / AIDS
16.
Obat Yang Dapat Dikonsumsi
Bagi Penderita HIV / AIDS
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di
berbagai belahan bumi. HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus
diwaspadai karena AcquiredImmunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat
berakibat pada penderitanya. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)
merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah
sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Cara
penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat suntik, ibu ke
anak-anak dan lain-lain.Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi
pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan
obat dan vaksin pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode” dan fase
asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya.
Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg
phenomena).
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di
seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus
dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-masing penularan
memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV harus
diberi pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan.
HIV
tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya
menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak
dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan
antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada
sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.
B.
Rumusan
Masalah
1)
Apa profil virus HIV / AIDS
?
2)
Apakah HIV/AIDS itu ?
3)
Siapa penemu virus HIV
?
4)
Bagaiman sejarah
HIV/AIDS ?
5)
Bagaimana patofisiologi
virus HIV ?
6)
Bagaimana manifestasi
klinis virus HIV / AIDS ?
7)
Bagaimana masa inkubasi virus HIV/AIDS ?
8)
Apa penyebab HIV ?
9)
Bagaimana cara penularan AIDS ?
10) Tanda-tanda terserang HIV/AIDS ?
11) Siapa saja yang
terkena HIV/AIDS ?
12) Bagaimana HIV tidak menular ?
13) Bagaimana cara penulara HIV/AIDS ?
14) Bagaimana Pemeriksaan penunjang bagi penderita HIV / AIDS ?
15) Bagaimana cara penanggulangan apabila telah terinfeksi virus HIV / AIDS
?
16) Apa obat yang dapat dikonsumsi bagi penderita HIV / AIDS ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulis
mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:
1)
Mengetahui profil virus
HIV / AIDS.
2) Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
3)
Menegtahui
siapa yang menemukan HIV.
4)
Menegtahui
sejarah HIV/AIDS.
5)
Mengetahui
patofisiologi virus HIV.
6)
Mengetahui manifestasi
klinis virus HIV / AIDS.
7)
Mengetahui masa inkubasi
dan fase-fase virus HIV/AIDS.
8) Menegtahui penyebab HIV.
9)
Mengetahui
cara penularan HIV.
10) Mengetahui tanda-tanda terserang HIV/AIDS.
11) Mengetahui siapa saja yang dapat terkena HIV.
12) Mengetahui bagaimana virus HIV tidak dapat menular.
13) Mengatahui cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut.
14) Mengetahui pemeriksaan penunjang bagi penderita HIV / AIDS.
15)
Mengetahui cara
penanggulangan apabila telah terinfeksi virus HIV / AIDS.
16)
Mengetahui obat yang dapat
dikonsumsi bagi penderita HIV / AIDS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Profil Virus HIV / AIDS
Human immunodeficiency virus
|
|||
Grup:
|
|||
Famili:
|
|||
Genus:
|
|||
Spesies
|
|||
|
|||
International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems Codes
|
|||
Klasifikasi dan rujukan luar
|
|||
B20-B24
|
|||
B.
Pengertian HIV/AIDS
Acquired
Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan AIDS
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human
(manusia), I =Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka
dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh
manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai
penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit
yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS.
A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh), D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh), D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
Jadi
AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan
tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV atau Human
Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menulari
siapa saja. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau
disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang
yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
C.Penemu Virus HIV
London
–
Dua ilmuan yang menemukan HIV berbagi Nobel Kedokteran dengan ilmuan yang
mengaitkan HPV dengan kangker rahim. Adapun kedua ilmuan ini masing- masing Barre
Sinoussi dan Luc Montagnier. Keduanya dinilai berjasa dengan
penelitian mereka dalam menemukan virus penyebab AIDS.
Komite Nobel
mengatakan penemuan kedua warga perancis itu amat vital dalam membantu para
ilmuan memahami biologi dari virus yang mengancam dunia.
Lebih
dari 25 juta orang meninggal karena HIV/AIDS sejak tahun 1981 dan di seluruh
dunia tercatat 33 juta orang yang mengidap virus HIV.
Temuan
Sinoussi dan Montagnier antara lain mendorong metode diagnose
pasien maupun dalam memeriksa darah, yang membatasi penyebaran wabah HIV/AIDS.
Walau
masih belum ditemukan obat untuk HIV,dalam beberapa tahun belakangan penyakit
itu tidak lagi menjadi hukuman mati langsung bagi penderitanya.
Pengobatan
saat ini sudah berhasil memperpanjang masa hidup pengidap HIV sampai puluhan
tahun.
Sementara
itu Harald zur Hausen, asal jerman, meraih Nobel Kedokteran karena
jasanya dalam mengaitkan HPV, atauhuman papilloma virus, dengan kangker rahim.
D.Sejarah HIV/AIDS
AIDS
pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease
Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis
(sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis
jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles. Dua spesies
HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber
dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan
kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata.
Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang
ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey
(Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun. Banyak ahli
berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata
lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging. Teori yang lebih
kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa
epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat
dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian,
komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung
oleh bukti-bukti yang ada.
E.
Patofisiologi Virus HIV
1. Mekanisme
system imun yang normal
Sistem
imun melindungi tubuh dengan cara
mengenali bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi
terhadapnya. Ketika system imun melemah atau rusak oleh virus seperti virus
HIV, tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri
atas organ dan jaringan limfoid, termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus,
nodus limfa, limfa, tonsil, adenoid, appendix, darah, dan limfa.
o Sel B
Fungsi utama sel B adalah sebagai imunitas
antobodi humoral. Masing-masing sel B mampu mengenali antigen spesifik dan mempunyai
kemampuan untuk mensekresi antibodi
spesifik. Antibody bekerja dengan cara membungkus antigen, membuat
antigen lebih mudah untuk difagositosis (proses penelanan dan pencernaan
antigen oleh leukosit dan makrofag. Atau dengan membungkus antigen dan memicu
system komplemen (yang berhubungan dengan respon inflamasi).
o Limfosit T
Limfosit T atau sel T mempunyai 2 fungsi utama
yaitu :
a. Regulasi
sitem imun
b. Membunuh sel
yang menghasilkan antigen target khusus.
Masing-masing sel T mempunyai marker permukaan
seperti CD4+, CD8+, dan CD3+, yang
membedakannya dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang membantu
mengaktivasi sel B, killer sel dan makrofag saat terdapat antigen target
khusus. Sel CD8+ membunuh sel yang terinfeksi oleh virus atau
bakteri seperti sel kanker.
o Fagosit
o Komplemen
2. Penjelasan dan
komponen utama dari siklus hidup virus HIV
Secara structural morfologinya, bentuk HIV
terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang
melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3
gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol,
dan env. Gag berarti group antigen, pol
mewakili polymerase, dan env adalah
kepanjangan dari envelope (Hoffmann,
Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag
mengode protein inti. Gen pol mengode
enzim reverse transcriptase,
protease, integrase. Gen env mengode
komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan
juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.
Siklus Hidup
HIV
Sel
pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini
berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu beru untuk mereplikasi
diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV
akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam
pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke
nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah
papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
Siklus
hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
Masuk dan mengikat
Reverse transkripstase
Replikasi
Budding
Maturasi
3. Tipe dan
sub-tipe dari virus HIV.
Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1
yang HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai
macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik
dan kelompok spesifik resiko tinggi
Individu
dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan
distribusi geografisnya:
Sub tipe A: Afrika tengah
Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand
Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan
Sub tipe D: Afrika tengah
Sub tipe E:Thailand,afrika tengah
Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire
Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand
Sub tipe H: Zaire,gabon
Sub tipe O: Kamerun,gabon
Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari
separuh dari semua infeksi HIV baru d seluruh dunia.
4. Efek dari
virus HIV terhadap system imun
Infeksi Primer
atau Sindrom Retroviral Akut (Kategori Klinis A)
Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu
di mana HIV pertama kali masuk ke dalam tubuh. Pada waktu terjadi infeksi
primer, darah pasien menunjukkan jumlah virus yang sangat tinggi, ini berarti
banyak virus lain di dalam darah.
Sejumlah
virus dalam darah atau plasma per millimeter mencapai 1 juta. Orang dewasa yang
baru terinfeksi sering menunjukkan sindrom retroviral akut. Tanda dan gejala
dari sindrom retrovirol akut ini meliputi : panas, nyeri otot, sakit kepala,
mual, muntah, diare, berkeringat di malam hari, kehilangan berat badan, dan timbul
ruam. Tanda dan gejala tersebut biasanya muncul dan terjadi 2-4 minggu setelah
infeksi, kemudian hilang atau menurun setelah beberapa hari dan sering salah
terdeteksi sebagai influenza atau infeksi mononucleosis.
Selama
imfeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan
cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ yang ada di nodus limfa
dan thymus. Keadaan tersebut membuat
individu yang terinfeksi HIV rentan terkena infeksi oportunistik dan membatasi
kemampuan thymus untuk memproduksi
limfosit T. Tes antibody HIV dengan
menggunakan enzyme linked imunoabsorbent
assay (EIA) akan menunjukkan hasil positif.
F.
Manifestasi Klinis Virus
HIV / AIDS
Gejala dini yang sering
dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flu biasa sebelum tes
serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari
10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati.
Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :
1.Infeksi HIV Stadium Pertama
Pada fase pertama terjadi
pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi gejala-gejala yang mirip
influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Pada fase ini dimana tubuh sudah terinfeksi HIV, gejala dan tanda
belum terlihat jelas, kadang kala timbul dalam bentuk
influenza, tetapi sudah dapat menulari orang lain. Fase ini dikeal dengan
periode jendela (window period)
2.Persisten Generalized Limfadenopati
Terjadi pembengkakan kelenjar
limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu malam atau kehilangan
berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur kandida di mulut. Berlangsung sampai 2-10 tahun setelah terinfeksi
HIV. Hasil tes darah terhadap HIV sudah positif tetapi belum menunjukkan
gejala-gejala sakit. Orang ini dapat
menularkan HIV kepada orang lain.
3.AIDS Relative
Complex (ARC)
Virus sudah menimbulkan kemunduran pada
sistem kekebalan sehingga mulai terjadi berbagai jenis infeksi yang seharusnya
dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini penderita menunjukkan gejala lemah,
lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dan berlangsung
lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun, ditambah dengan gejala yang sudah
timbul pada fase kedua. Mulai muncul
gejala-gejala penyakit terkait dengan HIV seperti:
- Keringat dingin berlebihan pada waktu malam
- Diare terus menerus
- Perkembangan kelenjar getah bening
- Flu tidak sembuh-sembuh
- Nafsu makan berkurang
- Berat badan terus menurun , yaitu 100% dari berat badan awal waktu 1 bulan
4.Full Blown
AIDS.
Pada fase ini sistem kekebalan tubuh
sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap infeksi sehingga dapat meninggal
sewaktu-waktu. Sering terjadi radang paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes
yang meluas, tuberculosis oleh kuman opportunistik, gangguan pada sistem saraf
pusat, sehingga penderita pikun sebelum saatnya. Jarang penderita bertahan
lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal sebelum waktunya.
Pada fase ini kekebalan tubuh berkurang dan timbul penyakit tertentu yang
disebut infeksi oportunistik sepeti:
1.
Kanker
kulit yang disebut dengan sarcoma kaporsi
2. Infeksi paru-paru (TBC)
3.
Infeksi
usus yang menyebabkan diare terus-menerus
4. Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala, dan sariawan.
5.
Penurunan
berat badan lebih dari 100%
Fase ketiga dan keempat disebut dengan fase AIDS.
G. Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS
Masa inkubasi virus HIV sangat
lama yaitu kurang lebih 10 tahun. Begitu masuk dalam tubuh manusia, virus HIV
tidak serta merta menyerang orang tersebut dengan ganas sampai akhirnya
meninggal. Virus ini membunuh manusia secara pelan tapi pasti.
Diperlukan waktu kurang lebih 10
tahun bagi virus ini baru mulai menampakkan gejalanya. Selama 10 tahun tersebut
hampir tidak ada gejala yang menonjol yang menyebabkan penderitanya waspada
atau melakukan sesuatu untuk bertahan hidup. Biasanya seseorang baru tahu
terinfeksi virus HIV ketika sudah menjadi AIDS. Padahal, kalau sudah memasuki
tahap AIDS, kemungkinan untuk memperpanjang hidup sangat kecil.
H.
Penyebab HIV
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat
dijelaskan sepenuhnya. tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini
terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan
di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang
tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat
kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah
waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV
secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang
dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel
T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan
suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel
ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan
tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi
antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang
berbahaya.
I.
Cara Penularan AIDS
HIV hannya bisa
menular melalui :
1)
Seksual
Seksual yaitu
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, baik yang homoseksual,
bikesual dan heteroseksual. Dengan demikian, penularan ini dapat terjadi WTS,
PTS dan promoksuit.
2)
Parenteral
Parenteral
yaitu melalui luka yang dicemari darah pengidap HIV, seperti dapat terjadi pada
pengguna narkotika suntik yang menggunakan alat suntiknya ini secara bergantian
tanpa memperdulikan aspek kesuciannya, atau dalam penggunaan alat-alat yang
membuat luka seperti tatto, pisau cukur penggosok gigi secara benrgantian.
3)
Perinatal
Perinatal yaitu
penularan oleh ibu yang menyidap HIV kejanin yang dikandungnya. Di Amerika
Serikat 78% dai AIDS pada anak penulannya melalui cara ini.
J.
Tanda-Tanda Terserang HIV/AIDS
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka
virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak
menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif
seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan.
Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
1.
Pembesaran
kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
2.
Timbulnya
bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
3.
Sesak nafas dan batuk
yang berkepanjangan.
4.
Sariawan yang tidak
sembuh-sembuh.
5.
Demam : demam merupakan gejala awal terkena virus HIV, suhu tubuhnya mencapai 380C.
Pada gejala ini merupakan tahap virus masuk kedalam aliran darah dan
bereplikasi dalam jumlah besar. sehingga terjadinya reaksi inflasi yang ada
didalam tubuh.
6.
Kelelahan : kelelahan yang berlebihan adalah tanda efek dari sistem kekebalan tubuh
yang aktif
7.
Otot Pegal, Nyeri
Sendi, dan Pembengkakan Kelenjar Getah Bening : Pada tanda ini merupakan tanda yang biasa terjadi jika seorang terjangkit
virus. sedangkan pembengkakan kelenjar getah bening adalah tanda bahwa sitem
kekebalan tubuh sedang aktif
8.
Nyeri Tenggorokan dan
Sakit Kepala : nyeri tenggorokan dan
sakit kepala merupakan tanda bahwa antibodi tidak melawan virus HIV AIDS
9.
Ruam-Ruam Kulit : Ruam-ruam pada kulit yang seperti bisul-bisul kecil dan berwarna merah muda
yang terasa gatal. Gejala ini memakan waktu yang panjang dan tak kunjung
sembuh. bila ini terjadi segera hubungi dokter.
10.
Diare, Mual dan Muntah
Kepanjangan : Pada gejala ini
merupakan tanda bahwa bakteri dan kuman dapat masuk ke tubuh kita dengan mudah
karna sistem imun kita sudah menurun.
11.
Turunnya Berat Badan : Jika berat badan anda menurun hingga 10% dan terjadi diare dan demam yang
panjang biasanya dalam waktu 30 hari.
12.
Batuk Kering : batuk kering bila ini terjadi dalam waktu yang lama kira-kira satu minggu
dan tak kunjung sembuh atau berkurang setelah meminum obat.
13.
Pnuemonia dan
Toksoplasmosis : Pnuemonia merupakan
penyakit infeksi paru-paru, ini disebabkan oleh jamur dan biasanya terdapat
pada seseorang yang sistem imunnya menurun, sedangkan Toksoplasmosis adalah
sejenis parasit yang menyerang otak, ini diakibatkan oleh sistem imun yang
menurun
14.
Berkeringat Pada Malam
Hari : berkeringat pada malam
hari merupakan tanda dari 50% orang yang pernah menderita penyakit AIDS, ini
bukan karna suhu atau aktifitas berlebihan.
15.
Perubahan Pada Kuku : kuku melengkung dan menebal serta terjadi perubahan warna seperti kehitaman
dan kebiru-biruan. Penyebab dari tanda ini adalah terinfeksi jamur.
16.
Bingung dan Sulit
Berkonsentrasi : Pada tahap ini
merupakan tahap akhir yang disebabkan karna fungsi motorik tidak mampu
berkordinasi dengan baik sehingga penderita tak mampu mengerakkan tangannya dan
pada tahap ini tandanya adalah mudah lupa, marah, dan tersinggung.
17.
Herpes
di Mulut dan Alat Kelamin : Gejala
ini merupakan infeksi pada stadium akhir
18.
Menstruasi
Tidak Teratur :
Lama datang bulan, ini terjadi karna jumlah darah yang semakin berkurang.
19.
Infeksi Jaringan Kulit
Rambut
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita
lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.
Menurut H. JH. Wartono,
Abu Chanif, dkk, (1999. 43) :
Gejala AIDS timbul setelah 5 – 10 tahun setelah teinfeksi HIV yang sering
terlihat gejalanya antara lain :
1. Gejala awal seperi orang terserang flu
biasa
2. Nampak sehat, tetapi dapat menularkan
Virus HIV ke siapa saja
3. Muncul gejala ARC (AIDS Related Domplex)
seperti :
a) Rasa lelah yang
bekepanjangan
b) Sering demam
(lebih dari 38 derajad C)
c) Sesak nafas dan
batuk berkepnjangan
d) Berat badan menurun
secara menolok dengan cepat
e) Bercak merah
kebiruan pada kulit/mulut
f) Diare lebih
dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
g) Bercak putih atau luka alam mulut
Gejala – gejala tersebut juga bisa dijumpai pada penykit lain, sebab itu
untuk memastikannya perlu pemeriksaan darah.
4. AIDS dengan tanda-tanda yang spesifik :
a) Sarhana kapossi
b) Pnemocystus cemiri
K.
Yang Terkena HIV/AIDS
Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk,(1999. 12) ada
lima jenis yang terkena AIDS, yaitu :
1.
Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual (homo dan hetero seksual) seperti
wanita/pria tuna susila dan pelanggannya,mucikari, kelompok homoseks, biseks,
dan waria. Semula diduga bahwa penyakit AIDS hannya merupakan penyakit yang
meimpa kelompok laki-laki “homosiks” yang biasanya berhubungan seksual dengan sesama
laki-laki, “biseks” yang biasanya behubungan seksual dangan wanita
maupun sesama laki-laki. Sekarang diketahui bahwa AIDS bisa menjangkiti siapa
saja melalui berbagai trnasfusi darah
2.
Penerima transfusi darah
3.
Bayi yang dilahirkan dari ibu penyidap HIV
4. Pecandu nrkotika suntikan
5. Pasangan dari penyidap HIV
L.
HIV Tidak Menular
v Bersentuhan
v Berciuman,
bersalaman dan berpelukan
v Penggunaan
peralatan makan dan minum yang sama
v Penggunaan
kamar mandi atau jamban yang sama
v Kolam renang
v Gigitan nyamuk
v Tinggal semuah
v Duduk bersama
dalam ruangan tertutup
v Melakukan
hubungan seks dengan seorang ODHA
v Melakukan
hubungan seks (homo/hetero seksual)
v Melakukan
hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom
v Menggunakan
satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas
v Dari Wanita
ODHA melalui kelahiran
v Dari Wanita
ODHA melalui Air Susu Ibu. (Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam
Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina dan ASI)
M.
Cara Pencegahan HIV/AIDS
Ada beberapa poin penting untuk pencegahan penyebaran dan penularan
HIV/AIDS tersebut, diantaranya yaitu:
1.
Pencegahan yang utama
adalah melalui pendidikan Agama dan pendidikan seks yang benar
2.
Menghindari perilaku
seks bebas dan penyimpangan seksual
3.
Tidak mengkonsumsi
narkoba
4.
penggunaan jarum suntik
yang steril
5.
pemantauan kaum lelaki
di lingkungan kerja serta perlindungan terhadap perempuan dan remaja putri
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk
mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau
informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan
dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur
atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai
media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi
tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua
lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS,
sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan
virus AIDS.
Menurut H. JH. Wartono,
Abu Chanif, dkk, (1999. 12) cara mencegah penularan HIV/AIDS adalah :
1. Hindarkan hubungan
seksual di luar nikah.
Usahakan hannua hubungan seks dengan satu orang
pasangan seks, tidak hubungan seks dengan orang lain.
2. Ibu penyidap HIV,
hendaknya jangan hamil, karena akan memindahkan HIV kepada janinnya.
3. Kelompok
berperilaku resiko tinggi dianjurkan tidak menjadi donor darah.
4. Penggunaan jarum
suntik dan alat tusuk lainnya harus dijamin sterilitasnya.
5. Orang yang sudah
HIV (+) dan masih berhubungan seksual aktif gunakan kondom secara benar.
6. Hindarka hubungan
seksual bila sedang mengalami luka pada kelamin atau mulut dan hindarkan pula
penggunaan alat-alat tertentu saat hubungan seksual yang memungkinkan timbulnya
luka.
7. Jangan menggunakan
pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang lain karena alat-alat
tersebut mungkin mengandung butir-butir darah penyidat HIV.
8. Tingkatkan keimana
dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
N.Pemeriksaan Penunjang Bagi Penderita HIV / AIDS
1.
Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji
antibody terhadap antigen virus structural. Hasil positif palsu dan negative
palsu jarang terjadi.
2.
Untuk transmisi vertical (antibody HIV
positif) dan serokonversi (antibody HIV negative), serologi tidak
berguna dan RNA HIV harus diperiksa. Diagnosis berdasarkan pada amflikasi asam
nukleat.
3.
Untuk memantau progresi penyakit, viral load (VL) dan hitung DC4 diperiksa
secara teratur (setiap8=12 minggu). Pemeriksaan VL sebelum pengobatan
menentukan kecepatan penurunan CD4, dan pemeriksaan pascapengobatan
(didefinisikan sebagai VL <50 kopi/mL). menghitung CD4 menetukan kemungkinan
komplikasi, dan menghitung CD4 >200 sel/mm3 menggambarkan resiko
yang terbatas. Adapun pemeriksaan penunjang dasar yang diindikasikan adalah
sebagai berikut :
Semua pasien CD4
<200 sel/mm3
Antigen
permukaan HBV* Rontgen
toraks
Antibody inti
HBV+ RNA
HCV
Antibody HCV Antigen
kriptokukus
Antibody IgG
HAV OCP
tinja
Antibody
Toxoplasma
Antibody IgG
sitomegalovirus CD4
<100 sel/mm3
Serologi
Treponema PCR
sitomegalovirus
Rontgen toraks Funduskopi
dilatasi
Skrining GUM EKG
Sitologi serviks (wanita) Kultur
darah mikrobakterium
HAV, hepatitis A, HBV, hepatitis B, HCV,
hepatitis C
*Antigen/antibody e HBV dan DNA HBV bila positif.
+ Antibodi permukaan HBV bila negative dan
riwayat imunisasi
Bila
terdapat kontak/riwayat tuberculosis sebelumnya, pengguna obat suntik dan
pasien dari daerah endemic tuberculosis.
4.
ELISA
(Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah
metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang
tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan
setelah infeksi.
5.
WESTERN
blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan
sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit,
mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
6.
PCR (polymerase Chain Reaction), digunakan
untuk :
a.
Tes
HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat
menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yan menderita HIV akan
membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekbalan itulah
yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil
pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (catatan : HIV
sering merupakan deteksi dari zat anti-HIV bukan HIV-nya sendiri).
b.
Menetapakan
status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko tinggi.
c.
Tes
pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.
d.
Tes
konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendah untuk HIV-2.
7.
Serosurvei,
untuk mengetahui prevalensi pada kelompok berisiko, dilaksanakan 2 kali
pengujian dengan reagen yang berbeda.
8.
Pemeriksaan
dengan rapid test (dipstick).
O.
Cara Penanggulangan
Apabila Telah Terinfeksi Virus HIV / AIDS
Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV), maka pengendaliannya yaitu :
1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan,
mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis.
Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan
komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan
perawatan kritis.
2.
Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan
obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi
antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik
traskriptase. AZT tersedia untuk pasien
AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3
3.
Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan
aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai
reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
a.
Didanosine
b.
Ribavirin
c.
Diedoxycytidine
d.
Recombinant CD 4 dapat larut
4.
Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan
agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis
dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk
menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
5.
Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan
sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu
fungsi imun.
6.
Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
P.
Obat Yang Dapat Dikonsumsi
Bagi Penderita HIV / AIDS
Obat-obatan HIV AIDS antara lain:
1. NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse
transcriptase inhibitor)
2. NNRTI (non-nucleoside reverse
transcriptase inhibitor)
3. PI (protease inhibitor) Fusion
Inhibitor
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna khususnya bagi pembaca yang budiman
pada umumnya.
A. Kesimpulan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah
nama untuk virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh
manusia virus ini terus bertambah banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan
tubuh tidak sanggup lagi melawan virus yang masuk.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh
yang disebabkan oleh infeksi virus HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara
perlahan menyebabkan tubuh kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai
penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang
tadinya tidak berbahaya akan menjadi bahaya bagi tubuh.
Virus AIDS ditemukan dalam cairan sperma,
cairan vagina dan pada darah, serta penularannya terjadi melalui hubungan
seksual, alat suntik narkotika, transfusi darah dan ASI. AIDS dapat menyerang
siapa saja yang melakukan perilaku yang menyebabkan AIDS (hubungan seksual
berganti-ganti, pemakai narkotika suntik, transfusi darah yang tercemar).
B. Saran
Banyak yang percaya kalau penyakit AIDS
lebih disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri, maka masalah yang pertama
kali harus dibenahi adalah soal keyakinan hidup. Hindari perbuatan-perbuatan
dan resiko yang dapat menyebabkan HIV/AIDS, namun jangan jauhi penderita
HIV/AIDS mereka butuh kita.
1. Bagi yang belum terinfeksi
virus HIV/AIDS sebaiknya :
a). Belajar
agar dapat mengendalikan diri;
b). Memiliki
prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis yang
mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;
c). Membentengi
diri dengan agama;
d). Menjaga
keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian bagi anak
– anak yang depresi.
2. Bagi
penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a). Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS;
b). Mencoba untuk hidup lebih lama;
c). Mau berbaur dengan orang
disekitarnya/lingkungan;
d). Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.
3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a). Memotivasi penderita untuk terbiasa hidup dengan HIV / AIDS sehingga bisa
melakukan pola hidup sehat;
b). Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan hidup
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://netsains.com/
http://www.blogger.com/
http://s2.wp.com/i
http://id.wikipedia.org/
http://www.masbied.com/
http://deqwan1.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html
https://www.academia.edu/6373911/MAKALAH_IKM_HIV_AIDS
www.rijalhabibulloh.com/2014/08/makalah-hiv-aids.html
https://rahha.wordpress.com/2008/09/03/hiv-dan-aids/
https://www.academia.edu/6373911/MAKALAH_IKM_HIV_AIDS
www.rijalhabibulloh.com/2014/08/makalah-hiv-aids.html
https://rahha.wordpress.com/2008/09/03/hiv-dan-aids/
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
diakses tanggal 1 desember 2014
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5624306172120537311#editor/target=post;postID=3403745643628969372
http://askep-net.blogspot.com/2013/02/penyakit-hiv-aids.html
http://carakata.blogspot.com/2012/04/cara-mencegah-hiv-aids-secara-efektif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar