Selasa, 01 November 2016

Makalah HIV/AIDS


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
2.      Rumusan Masalah
3.      Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1.      Profil Virus HIV / AIDS
2.      Pengertian HIV/AIDS
3.      Penemu Virus HIV
4.      Sejarah HIV/AIDS
5.      Patofisiologi Virus HIV
6.      Manifestasi Klinis Virus HIV / AIDS
7.      Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS
8.      Penyebab HIV
9.      Cara Penularan AIDS
10.  Tanda-Tanda  Terserang HIV/AIDS
11.  Yang Terkena HIV/AIDS
12.  HIV Tidak Menular
13.  Cara Pencegahan HIV/AIDS
14.  Pemeriksaan Penunjang Bagi Penderita HIV / AIDS
15.  Cara Penanggulangan Apabila Telah Terinfeksi Virus HIV / AIDS
16.  Obat Yang Dapat Dikonsumsi Bagi Penderita HIV / AIDS
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan
2.      Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
     HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena AcquiredImmunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
     Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat suntik, ibu ke anak-anak dan lain-lain.Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode” dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena).
     Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan.
     HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.

B.   Rumusan Masalah

1)      Apa profil virus HIV / AIDS ?
2)      Apakah HIV/AIDS itu ?
3)      Siapa penemu virus HIV ?
4)      Bagaiman sejarah HIV/AIDS ?
5)      Bagaimana patofisiologi virus HIV ?
6)      Bagaimana manifestasi klinis virus HIV / AIDS ?
7)      Bagaimana masa inkubasi virus HIV/AIDS ?
8)      Apa penyebab HIV ?
9)      Bagaimana cara penularan AIDS ?
10)  Tanda-tanda  terserang HIV/AIDS ?
11)  Siapa saja yang terkena HIV/AIDS ?
12)  Bagaimana HIV tidak menular ?
13)  Bagaimana cara penulara HIV/AIDS ?
14)  Bagaimana Pemeriksaan penunjang bagi penderita HIV / AIDS ?
15)  Bagaimana cara penanggulangan apabila telah terinfeksi virus HIV / AIDS ?
16)  Apa obat yang dapat dikonsumsi bagi penderita HIV / AIDS ?

C.   Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:
1)      Mengetahui profil virus HIV / AIDS.
2)      Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
3)      Menegtahui siapa yang menemukan HIV.
4)      Menegtahui sejarah HIV/AIDS.
5)      Mengetahui patofisiologi virus HIV.
6)      Mengetahui manifestasi klinis virus HIV / AIDS.
7)      Mengetahui masa inkubasi dan fase-fase virus HIV/AIDS.
8)      Menegtahui penyebab HIV.
9)      Mengetahui cara penularan HIV.
10)  Mengetahui tanda-tanda terserang HIV/AIDS.
11)  Mengetahui siapa saja yang dapat terkena HIV.
12)  Mengetahui bagaimana virus HIV tidak dapat menular.
13)  Mengatahui cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut.
14)  Mengetahui pemeriksaan penunjang bagi penderita HIV / AIDS.
15)  Mengetahui cara penanggulangan apabila telah terinfeksi virus HIV / AIDS.
16)  Mengetahui obat yang dapat dikonsumsi bagi penderita HIV / AIDS.


BAB II
PEMBAHASAN

A.Profil Virus HIV / AIDS


Human immunodeficiency virus




Grup:


Famili:


Genus:


Spesies


  • Human immunodeficiency virus 1
  • Human immunodeficiency virus 2

International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems Codes

Klasifikasi dan rujukan luar

B20-B24







B. Pengertian HIV/AIDS
       Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I =Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
       Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS.
       A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh), D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
       Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menulari siapa saja. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

C.Penemu Virus HIV
       London – Dua ilmuan yang menemukan HIV berbagi Nobel Kedokteran dengan ilmuan yang mengaitkan HPV dengan kangker rahim. Adapun kedua ilmuan ini masing- masing Barre Sinoussi dan Luc Montagnier. Keduanya dinilai berjasa dengan penelitian mereka dalam menemukan virus penyebab AIDS.
       Komite Nobel mengatakan penemuan kedua warga perancis itu amat vital dalam membantu para ilmuan memahami biologi dari virus yang mengancam dunia.
       Lebih dari 25 juta orang meninggal karena HIV/AIDS sejak tahun 1981 dan di seluruh dunia tercatat 33 juta orang yang mengidap virus HIV.
       Temuan Sinoussi dan Montagnier antara lain mendorong metode diagnose pasien maupun dalam memeriksa darah, yang membatasi penyebaran wabah HIV/AIDS.
       Walau masih belum ditemukan obat untuk HIV,dalam beberapa tahun belakangan penyakit itu tidak lagi menjadi hukuman mati langsung bagi penderitanya.
       Pengobatan saat ini sudah berhasil memperpanjang masa hidup pengidap HIV sampai puluhan tahun.
       Sementara itu Harald zur Hausen, asal jerman, meraih Nobel Kedokteran karena jasanya dalam mengaitkan HPV, atauhuman papilloma virus, dengan kangker rahim. 

D.Sejarah HIV/AIDS
       AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles. Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun. Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging. Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.

E. Patofisiologi Virus HIV
1.      Mekanisme system imun yang normal
       Sistem imun melindungi tubuh dengan cara  mengenali bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Ketika system imun melemah atau rusak oleh virus seperti virus HIV, tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan jaringan limfoid, termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa, limfa, tonsil, adenoid, appendix, darah, dan limfa.
o   Sel B
       Fungsi utama sel B adalah sebagai imunitas antobodi humoral. Masing-masing sel B mampu mengenali antigen spesifik dan mempunyai kemampuan untuk mensekresi antibodi  spesifik. Antibody bekerja dengan cara membungkus antigen, membuat antigen lebih mudah untuk difagositosis (proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan makrofag. Atau dengan membungkus antigen dan memicu system komplemen (yang berhubungan dengan respon inflamasi).
o   Limfosit T
       Limfosit T atau sel T mempunyai 2 fungsi utama yaitu :
a.       Regulasi sitem imun
b.      Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.
       Masing-masing sel T mempunyai marker permukaan seperti CD4+, CD8+, dan CD3+, yang membedakannya dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang membantu mengaktivasi sel B, killer sel dan makrofag saat terdapat antigen target khusus. Sel CD8+ membunuh sel yang terinfeksi oleh virus atau bakteri seperti sel kanker.
o   Fagosit
o   Komplemen
2.      Penjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus HIV
       Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.
Siklus Hidup  HIV
       Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu beru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
       Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
Masuk dan mengikat
Reverse transkripstase
Replikasi
Budding
Maturasi
3.      Tipe dan sub-tipe dari virus HIV.
       Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 yang HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggi
       Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan distribusi geografisnya:
Sub tipe A: Afrika tengah
Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand
Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan
Sub tipe D: Afrika tengah
Sub tipe E:Thailand,afrika tengah
Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire
Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand
Sub tipe H: Zaire,gabon
Sub tipe O: Kamerun,gabon
Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru d seluruh dunia.
4.      Efek dari virus HIV terhadap system imun
         Infeksi Primer atau Sindrom Retroviral Akut (Kategori Klinis A)
       Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu di mana HIV pertama kali masuk ke dalam tubuh. Pada waktu terjadi infeksi primer, darah pasien menunjukkan jumlah virus yang sangat tinggi, ini berarti banyak virus lain di dalam darah.
       Sejumlah virus dalam darah atau plasma per millimeter mencapai 1 juta. Orang dewasa yang baru terinfeksi sering menunjukkan sindrom retroviral akut. Tanda dan gejala dari sindrom retrovirol akut ini meliputi : panas, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, berkeringat di malam hari, kehilangan berat badan, dan timbul ruam. Tanda dan gejala tersebut biasanya muncul dan terjadi 2-4 minggu setelah infeksi, kemudian hilang atau menurun setelah beberapa hari dan sering salah terdeteksi sebagai influenza atau infeksi mononucleosis.
       Selama imfeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ yang ada di nodus limfa dan thymus. Keadaan tersebut membuat individu yang terinfeksi HIV rentan terkena infeksi oportunistik dan membatasi kemampuan thymus untuk memproduksi limfosit T. Tes  antibody HIV dengan menggunakan enzyme linked imunoabsorbent assay (EIA) akan menunjukkan hasil positif.


F.    Manifestasi Klinis Virus HIV / AIDS
       Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flu biasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :
1.Infeksi HIV Stadium Pertama
     Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi gejala-gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Pada fase ini dimana tubuh sudah terinfeksi HIV, gejala dan tanda belum terlihat jelas, kadang kala timbul dalam bentuk influenza, tetapi sudah dapat menulari orang lain. Fase ini dikeal dengan periode jendela (window period)
2.Persisten Generalized Limfadenopati
     Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur kandida di mulut. Berlangsung sampai 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Hasil tes darah terhadap HIV sudah positif tetapi belum menunjukkan gejala-gejala sakit. Orang ini dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3.AIDS Relative Complex (ARC)
     Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai terjadi berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini penderita menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun, ditambah dengan gejala yang sudah timbul pada fase kedua. Mulai muncul gejala-gejala penyakit terkait dengan HIV seperti:
  1. Keringat dingin berlebihan pada waktu malam
  2. Diare terus menerus
  3. Perkembangan kelenjar getah bening
  4. Flu tidak sembuh-sembuh
  5. Nafsu makan berkurang
  6. Berat badan terus menurun , yaitu 100% dari berat badan awal waktu 1 bulan
4.Full Blown AIDS.
       Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal sebelum waktunya.
     Pada fase ini kekebalan tubuh berkurang dan timbul penyakit tertentu yang disebut infeksi oportunistik sepeti:
1.      Kanker kulit yang disebut dengan sarcoma kaporsi
2.      Infeksi paru-paru (TBC)
3.      Infeksi usus yang menyebabkan diare terus-menerus
4.      Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala, dan sariawan.
5.      Penurunan berat badan lebih dari 100%
Fase ketiga dan keempat disebut dengan fase AIDS.

G.  Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS
      Masa inkubasi virus HIV sangat lama yaitu kurang lebih 10 tahun. Begitu masuk dalam tubuh manusia, virus HIV tidak serta merta menyerang orang tersebut dengan ganas sampai akhirnya meninggal. Virus ini membunuh manusia secara pelan tapi pasti.
      Diperlukan waktu kurang lebih 10 tahun bagi virus ini baru mulai menampakkan gejalanya. Selama 10 tahun tersebut hampir tidak ada gejala yang menonjol yang menyebabkan penderitanya waspada atau melakukan sesuatu untuk bertahan hidup. Biasanya seseorang baru tahu terinfeksi virus HIV ketika sudah menjadi AIDS. Padahal, kalau sudah memasuki tahap AIDS, kemungkinan untuk memperpanjang hidup sangat kecil.

H.              Penyebab HIV
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.

I.    Cara Penularan AIDS
HIV hannya bisa menular melalui :
1)      Seksual
Seksual yaitu hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, baik yang homoseksual, bikesual dan heteroseksual. Dengan demikian, penularan ini dapat terjadi WTS, PTS dan promoksuit.
2)      Parenteral
Parenteral yaitu melalui luka yang dicemari darah pengidap HIV, seperti dapat terjadi pada pengguna narkotika suntik yang menggunakan alat suntiknya ini secara bergantian tanpa memperdulikan aspek kesuciannya, atau dalam penggunaan alat-alat yang membuat luka seperti tatto, pisau cukur penggosok gigi secara benrgantian.
3)      Perinatal
Perinatal yaitu penularan oleh ibu yang menyidap HIV kejanin yang dikandungnya. Di Amerika Serikat 78% dai AIDS pada anak penulannya melalui cara ini.

J.  Tanda-Tanda  Terserang HIV/AIDS
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
1.    Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
2.    Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
3.    Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
4.    Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
5.    Demam : demam merupakan gejala awal terkena virus HIV, suhu tubuhnya mencapai 380C. Pada gejala ini merupakan tahap virus masuk kedalam aliran darah dan bereplikasi dalam jumlah besar. sehingga terjadinya reaksi inflasi yang ada didalam tubuh. 
6.    Kelelahan : kelelahan yang berlebihan adalah tanda efek dari sistem kekebalan tubuh yang aktif
7.    Otot Pegal, Nyeri Sendi, dan Pembengkakan Kelenjar Getah Bening : Pada tanda ini merupakan tanda yang biasa terjadi jika seorang terjangkit virus. sedangkan pembengkakan kelenjar getah bening adalah tanda bahwa sitem kekebalan tubuh sedang aktif
8.    Nyeri Tenggorokan dan Sakit Kepala : nyeri tenggorokan dan sakit kepala merupakan tanda bahwa antibodi tidak melawan virus HIV AIDS 
9.    Ruam-Ruam Kulit : Ruam-ruam pada kulit yang seperti bisul-bisul kecil dan berwarna merah muda yang terasa gatal. Gejala ini memakan waktu yang panjang dan tak kunjung sembuh. bila ini terjadi segera hubungi dokter. 
10.     Diare, Mual dan Muntah Kepanjangan : Pada gejala ini merupakan tanda bahwa bakteri dan kuman dapat masuk ke tubuh kita dengan mudah karna sistem imun kita sudah menurun. 
11.     Turunnya Berat Badan : Jika berat badan anda menurun hingga 10% dan terjadi diare dan demam yang panjang biasanya dalam waktu 30 hari. 
12.     Batuk Kering : batuk kering bila ini terjadi dalam waktu yang lama kira-kira satu minggu dan tak kunjung sembuh atau berkurang setelah meminum obat.
13.     Pnuemonia dan Toksoplasmosis : Pnuemonia merupakan penyakit infeksi paru-paru, ini disebabkan oleh jamur dan biasanya terdapat pada seseorang yang sistem imunnya menurun, sedangkan Toksoplasmosis adalah sejenis parasit yang menyerang otak, ini diakibatkan oleh sistem imun yang menurun
14.     Berkeringat Pada Malam Hari :  berkeringat pada malam hari merupakan tanda dari 50% orang yang pernah menderita penyakit AIDS, ini bukan karna suhu atau aktifitas berlebihan.
15.     Perubahan Pada Kuku : kuku melengkung dan menebal serta terjadi perubahan warna seperti kehitaman dan kebiru-biruan. Penyebab dari tanda ini adalah terinfeksi jamur.
16.     Bingung dan Sulit Berkonsentrasi : Pada tahap ini merupakan tahap akhir yang disebabkan karna fungsi motorik tidak mampu berkordinasi dengan baik sehingga penderita tak mampu mengerakkan tangannya dan pada tahap ini tandanya adalah mudah lupa, marah, dan tersinggung.
17.     Herpes di Mulut dan Alat Kelamin : Gejala ini merupakan infeksi pada stadium akhir
18.     Menstruasi Tidak Teratur : Lama datang bulan, ini terjadi karna jumlah darah yang semakin berkurang.
19.     Infeksi Jaringan Kulit Rambut 
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (1999. 43) :
Gejala AIDS timbul setelah 5 – 10 tahun setelah teinfeksi HIV yang sering terlihat gejalanya antara lain :
1.      Gejala awal seperi orang terserang flu biasa
2.      Nampak sehat, tetapi dapat menularkan Virus HIV ke siapa saja
3.      Muncul gejala ARC (AIDS Related Domplex) seperti :
a)      Rasa lelah yang bekepanjangan
b)      Sering demam (lebih dari 38 derajad C)
c)      Sesak nafas dan batuk berkepnjangan
d)     Berat badan menurun secara menolok dengan cepat
e)      Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut
f)       Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
g)      Bercak putih atau luka alam mulut
Gejala – gejala tersebut juga bisa dijumpai pada penykit lain, sebab itu untuk memastikannya perlu pemeriksaan darah.
4.      AIDS dengan tanda-tanda yang spesifik :
a)      Sarhana kapossi
b)      Pnemocystus cemiri

K.              Yang Terkena HIV/AIDS
Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk,(1999. 12) ada lima jenis yang terkena AIDS, yaitu :
1.      Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual (homo dan hetero seksual) seperti wanita/pria tuna susila dan pelanggannya,mucikari, kelompok homoseks, biseks, dan waria. Semula diduga bahwa penyakit AIDS hannya merupakan penyakit yang meimpa kelompok laki-laki “homosiks” yang biasanya berhubungan seksual dengan sesama laki-laki, “biseks” yang biasanya behubungan seksual dangan wanita maupun sesama laki-laki. Sekarang diketahui bahwa AIDS bisa menjangkiti siapa saja melalui berbagai trnasfusi darah
2.      Penerima transfusi darah
3.      Bayi yang dilahirkan dari ibu penyidap HIV
4.      Pecandu nrkotika suntikan
5.      Pasangan dari penyidap HIV

L. HIV Tidak Menular
v  Bersentuhan
v  Berciuman, bersalaman dan berpelukan
v  Penggunaan peralatan makan dan minum yang sama
v  Penggunaan kamar mandi atau jamban yang sama
v  Kolam renang
v  Gigitan nyamuk
v  Tinggal semuah
v  Duduk bersama dalam ruangan tertutup
v  Melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA
v  Melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)
v  Melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom
v  Menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas
v  Dari Wanita ODHA melalui kelahiran
v  Dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu. (Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina dan ASI)

M.             Cara Pencegahan HIV/AIDS
Ada beberapa poin penting untuk pencegahan penyebaran dan penularan HIV/AIDS tersebut, diantaranya yaitu:
1.         Pencegahan yang utama adalah melalui pendidikan Agama dan pendidikan seks yang benar
2.         Menghindari perilaku seks bebas dan penyimpangan seksual
3.         Tidak mengkonsumsi narkoba
4.         penggunaan jarum suntik yang steril
5.         pemantauan kaum lelaki di lingkungan kerja serta perlindungan terhadap perempuan dan remaja putri
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.
       Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (1999. 12) cara mencegah penularan HIV/AIDS adalah :
1.      Hindarkan hubungan seksual di luar nikah.
Usahakan hannua hubungan seks dengan satu orang pasangan seks, tidak hubungan seks dengan orang lain.
2.      Ibu penyidap HIV, hendaknya jangan hamil, karena akan memindahkan HIV kepada janinnya.
3.      Kelompok berperilaku resiko tinggi dianjurkan tidak menjadi donor darah.
4.      Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya harus dijamin sterilitasnya.
5.      Orang yang sudah HIV (+) dan masih berhubungan seksual aktif gunakan kondom secara benar.
6.      Hindarka hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada kelamin atau mulut dan hindarkan pula penggunaan alat-alat tertentu saat hubungan seksual yang memungkinkan timbulnya luka.
7.      Jangan menggunakan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang lain karena alat-alat tersebut mungkin mengandung butir-butir darah penyidat HIV.
8.      Tingkatkan keimana dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa.



N.Pemeriksaan Penunjang Bagi Penderita HIV / AIDS
1.       Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji antibody terhadap antigen virus structural. Hasil positif palsu dan negative palsu jarang terjadi.
2.       Untuk transmisi vertical (antibody HIV positif) dan serokonversi (antibody HIV negative), serologi tidak berguna dan RNA HIV harus diperiksa. Diagnosis berdasarkan pada amflikasi asam nukleat.
3.       Untuk memantau progresi penyakit, viral load (VL) dan hitung DC4 diperiksa secara teratur (setiap8=12 minggu). Pemeriksaan VL sebelum pengobatan menentukan kecepatan penurunan CD4, dan pemeriksaan pascapengobatan (didefinisikan sebagai VL <50 kopi/mL). menghitung CD4 menetukan kemungkinan komplikasi, dan menghitung CD4 >200 sel/mm3 menggambarkan resiko yang terbatas. Adapun pemeriksaan penunjang dasar yang diindikasikan adalah sebagai berikut :
Semua pasien                                                              CD4 <200 sel/mm3
Antigen permukaan HBV*                                         Rontgen toraks
Antibody inti HBV+                                                   RNA HCV
Antibody HCV                                                          Antigen kriptokukus
Antibody IgG HAV                                                   OCP tinja
Antibody Toxoplasma                                               
Antibody IgG sitomegalovirus                                   CD4 <100 sel/mm3
Serologi Treponema                                                    PCR sitomegalovirus
Rontgen toraks                                                           Funduskopi dilatasi
Skrining GUM                                                            EKG
Sitologi serviks (wanita)                                             Kultur darah mikrobakterium
HAV, hepatitis A, HBV, hepatitis B, HCV, hepatitis C
*Antigen/antibody e HBV dan DNA HBV bila positif.
+ Antibodi permukaan HBV bila negative dan riwayat imunisasi
Bila terdapat kontak/riwayat tuberculosis sebelumnya, pengguna obat suntik dan pasien dari daerah endemic tuberculosis.
4.       ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.
5.       WESTERN blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
6.       PCR (polymerase Chain Reaction), digunakan untuk :
a.        Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yan menderita HIV akan membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekbalan itulah yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (catatan : HIV sering merupakan deteksi dari zat anti-HIV bukan HIV-nya sendiri).
b.       Menetapakan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko tinggi.
c.        Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.
d.       Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendah untuk HIV-2.
7.       Serosurvei, untuk mengetahui prevalensi pada kelompok berisiko, dilaksanakan 2 kali pengujian dengan reagen yang berbeda.
8.       Pemeriksaan dengan rapid test (dipstick).

O.              Cara Penanggulangan Apabila Telah Terinfeksi Virus HIV / AIDS
       Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka pengendaliannya yaitu :
1.      Pengendalian Infeksi Opurtunistik
       Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
2.      Terapi AZT (Azidotimidin)
       Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3
3.      Terapi Antiviral Baru
       Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
a.       Didanosine
b.      Ribavirin
c.       Diedoxycytidine
d.      Recombinant CD 4 dapat larut
4.      Vaksin dan Rekonstruksi Virus
       Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
5.      Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
6.      Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

P. Obat Yang Dapat Dikonsumsi Bagi Penderita HIV / AIDS
Obat-obatan HIV AIDS antara lain:
1. NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
3. PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor




BAB III
PENUTUP


       Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
       Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
       Semoga makalah ini berguna khususnya bagi pembaca yang budiman pada umumnya.

A.   Kesimpulan
      Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama untuk virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus bertambah banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak sanggup lagi melawan virus yang masuk.
      Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi bahaya bagi tubuh.
      Virus AIDS ditemukan dalam cairan sperma, cairan vagina dan pada darah, serta penularannya terjadi melalui hubungan seksual, alat suntik narkotika, transfusi darah dan ASI. AIDS dapat menyerang siapa saja yang melakukan perilaku yang menyebabkan AIDS (hubungan seksual berganti-ganti, pemakai narkotika suntik, transfusi darah yang tercemar).

B.   Saran
      Banyak yang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri, maka masalah yang pertama kali harus dibenahi adalah soal keyakinan hidup. Hindari perbuatan-perbuatan dan resiko yang dapat menyebabkan HIV/AIDS, namun jangan jauhi penderita HIV/AIDS mereka butuh kita.
1. Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :
a).        Belajar agar dapat mengendalikan diri;
b).        Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;
c).        Membentengi diri dengan agama;
d).        Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian bagi anak – anak yang depresi.
2. Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a). Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS;
b). Mencoba untuk hidup lebih lama;
c). Mau berbaur dengan orang disekitarnya/lingkungan;
d). Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.
3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a). Memotivasi penderita untuk terbiasa hidup dengan HIV / AIDS sehingga bisa melakukan pola hidup sehat;
b). Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan hidup yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA
http://netsains.com/
http://www.blogger.com/
http://s2.wp.com/i
http://id.wikipedia.org/
http://www.masbied.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS diakses tanggal 1 desember 2014
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5624306172120537311#editor/target=post;postID=3403745643628969372
http://askep-net.blogspot.com/2013/02/penyakit-hiv-aids.html
http://carakata.blogspot.com/2012/04/cara-mencegah-hiv-aids-secara-efektif.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar