Selasa, 08 November 2016

Archaeobacteria dan Eubacteria


ARCHAEOBACTERIA DAN EUBACTERIA

A. Archaeobacteria
          Bakteri ini sangat berbeda dengan bakteri pada umumnya karena beberapa diantaranya memiliki sifat-sifat yang dapat kemungkinan menjadi salah satu penyebab bentuk-bentuk kehidupan pertama di bumi ini. Oleh karena itu dinamakan “Archaeobacteria” (bahasa Yunani archaio berarti kuno).
          Bakteri ini menyerupai bakteri lainnya. Ciri-cirinya antara lain prokariota, unseluler, dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, membran plasmanya mengandung lipid bersifat anaerob, Hidup pada lingkungan ekstrim (di rawa sebagai pengurai). Alat pembuat proteinnya, yaitu RNA mirip yang terdapat pada eukariota yang diracuni oleh toksin difteria sehingga RNA dan ribosom sangat berbeda. Jadi, RNA-nya sangat berbeda dengan bekteri pada umumnya.
          Berdasarkan lingkungan ekstrimnya, Archaebacteria dibagi menjadi 3 :
1.    Metanobacteria merupakan kelompok bakteri yang luas penyebarannya.
       Bakteri ini bersifat hemautotrof, yaitu proses metabolismnya menghasilkan metana dari reaksi karbon doksida dan hidrogen. Rekasinya adalah :
4H2 +          CO2     à        CH4     +          2H2O
       Bakteri ini juga tidak memerlukan oksigen (anaerob), dapat bertahan hidup, dan diduga telah ada di dalam bumi sejak awal. Sekarang ini mereka hidup di tepi rawa, payau metana atau gas rawa. Mereka juga bisa hidup di rumen sapi yang ada di lambung sapi karena terdapat hidrogen dan karbon dioksida yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain yang hidup di sapi. Jenis metanogenik yang hidup di laut mendapatkan makanan bakteri dari bahan organisme yang tenggelam di dasar laut. Ada juga beberapa jenis ini yang bersimbiosis dengan air panas suhu 1000C. Bakteri ini dapat bertahan hidup pada suhu yang tinggi karena struktur selnya yang meliputi DNA, protein dan membrannya telah beradaptasi. Suhu optimumnya untuk tumbuh dengan baik, yaitu 980C dan akan mati dibawah 840C. Contoh : Methanobacterium.
2.    Archaeobacteria Halobacterium
       Bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Habitatnya di Laut Mati dan Great Salt Lake. Bebrapa jenis bakteri ini mempunyai klorofil ungu yang disebut bakteri orhodopsin sehingga mampu melakukan forosintesis. Contoh : Halobacterium.
3.    Archaeobacteria Thermoplasma (termoasidofil)
       Yang ditemukan dalam air asam dari mata air belerang yang panas. Bakteri ini dapat mengoksidasi sufur. Banyak ditemukan di lubang vulkanik, kawah vulkanik dan mata air bersulfat, seperti di Yellow Stone, Amerika. Para peneliti sudah berusaha meneliti secara lebih mendalam terhadap semua bakteri jenis Arcaheobacetria dengan membiakannya di laboratorium, tetapi bakteri ini sangat sukar dikembangbiakkan. Dengan demikian, sangat susah untuk mengetahui lebih mendalam tentang bakteri ini. Oleh sebab itu, dapat dikatakan jenis bakteri ini sangat berbeda dengan bakteri lain, yaitu merupakan bakteri sejati, tetapi bersifat eukariota. Hidup di lingkungan ekstrim yang panas dan asam. Kondisi optimal : temperatur 60-80 derajat Celsius dengan pH 2-4. Bakteri ini terdapat pada daerah yang mengandung asam sulfat, misalnya di kawah vulkanik. Contoh : Sulfolobus dan Thermoplasma.

B. Eubacteria
            Bakteri pertama kali ditemukan oleh Antonie van Leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan mikroskop buatannya. Baru pada tahu 1828, Ehrenberg menamainnya bakteri yang berarti “batang kecil”. Umumnya bakateri dibedakan menjadi dua macam, yaitu Eubacteria (bakteri sesungguhnya) dan Archaeobacteria (bakteri purba). Bakteri yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk Eubacteria.
1.       Ciri sel
a.    Organisme uniseluler (bersel satu).
b.    Tidak memiliki membran inti (prokariotik).
c.    Berukuran mikroskopis (rata-rata 1-5 mikron), yang terbesar mencapai 0,3 mm (Thiomargarita).
d.   Memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan.
e.    Bersifat kosmopolitan (mudah ditemui di mana saja).
f.     Hidup bebas atau parasit.
g.    Tidak memiliki kloroplas dan mitokondria.
h.    Bergerak menggunakan flagela.
i.      Dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan dapat membentuk endospora.
j.      Bentuk dasar [kokus (bulat), basil (batang), spirila (spiral)].
k.    Lingkungan lembab atau agak basah dengan temperatur 25-37 derajat Celsius.

2.       Struktur Eubacteria
a.    Dinding sel
       Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk bakteri. Terususun dari peptidoglikan, yaitu gabungan protein dan polisakarida. Berdasarkan ketebalan lapisan peptidoglikan dibedakan menjadi 2 :
1)   Bakteri gram positif
     Bakteri yang terwarnai ungu dengan perwarnaan gram, memiliki dinding sel dengan lapisan peptodoglikan yang tebal. Contoh: Clostridium tetani, Bacillus antracis, Staphylococcus aureus.
2)   Bakteri gram negatif
     Bakteri yang terwarnai merah atau merah muda dengan perwarnaan gram, memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tipis dan lapisan lipopolisakarida di bagian luarnya. Contohnya, E. Coli, Salmonella typhosa, Vibrio cholerae dan Neissiria gornorrhoe.
b.   Membran plasma
       Membran yang menyelubungi sitoplasma. Tersusun dari lapisan fosfolipid dan protein, terletak di antara dinding sel dan sitoplasma. Bersifat selektif permeabel dan berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya
c.    Kapsul
       Kapsul adalah bagian terluar bakteri yang melindungi dinding sel dan tersusun atas lendir. Bakteri yang berkapsul sering kali lebih berbahaya daripada bakteri yang tidak berkapsul. lapisan diluar dinding sel. Tebal=kapsul / tipis=lapisan lendir. Berfungsi membantu sel bakteri melekat pada suatu permukaan/dengan sel bakteri lainnya, pertahanan bakteri dari sel-sel fagosit, dan melindungi sel bakteri saat mengalami kekeringan. Fungsi kapsul pada bakteri parasit adalah melindungi diri dari serangan sel imun inang.
d.   Protoplasma
       Sitoplasma : Cairan sel. Mengandung ribosom, DNA, dan granula penyimpanan. Ribosom : Organel yang berukuran sangat kecil dan merupakan tempat terjadinya sintesis protein yang dibantu oleh RNA. DNA : Materi pembawa informasi genetik. Granula penyimpanan : Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
e.    Flagela
       Flagella (bulu cambuk) merupakan alat gerak pada bakteri. Bakteri yang tidak memilki flagella bergerak dengan cara berguling. Berdasarkan ada tidaknya flagel, bakteri dibedakan menajdi lima jenis, yaitu :
a.    Atrik : tidak mempunyai flagel.
b.    Monotorik : mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
c.    Lofotrik : mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
d.   Amfitrik : mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
e.    Peritik : mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
            Selain struktur utama tersebut, beberapa bakteri juga memiliki struktur tambahan, yaitu :
a)    Endospora berfungsi untuk melindungi bakteri dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
b)    Pili/fimbria, mirip dengan flagela hanya lebih pendek dan berfungsi untuk masuknya bahan genetik selama berlangsungnya perkawinan antarbacteri atau reproduksi seksual disebut pili seks.
c)    Mesosom, organel untuk pembelahan.
d)   Klorosom, organel yang mengandung pigmen untuk fotosintesis dan hanya dimiliki bakteri fotoautotrof.
e)    Vakuola gas, hanya dimiliki oleh bakteri yang hidup di air.
f)     Magnestosom, berisi Kristal magnetis yang berfungsi untuk gerak magnetotaksis bakteri.

3.       Cara Hidup
a.       Berdasarkan cara memperoleh makanan
1)   Bakteri heterotrof : Bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari organisme lain. Terbagi menjadi :
1.     Bakteri saprofit : Bakteri yang memperoleh makanan dari sisa organisme lain/produk organisme lain. Baketri pengurai (dekomposer).
2.     Bakteri parasit : Bakteri yang memperoleh makanan dari inangnya. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya maka akan disebut bakteri patogen.
2)   Bakteri autotrof : Bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri.
b.       Berdasarkan Kebutuhan oksigen untuk merombak makanan agar memperoleh energi :
1)   Bakteri aerob : Membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi.
2)   Bakteri anaerob : Tidak membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi. Energi diperoleh dengan fermentasi. Dibedakan menjadi : 
1.    Anaerob obligat : Hanya dapat hidup juka tidak ada oksigen.
2.    Anaerob fakultatif : Dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen.

4.       Reproduksi Bakteri
            Bakteri dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan secara seksual.
a.    Reproduksi Aseksual
     Bakteri bereproduksi secara seksual (vegetative) dengan cara membelah diri. Satu sel bakteri membelah menjadi dua sel anakan sehingga disebut pembelahan biner (setiap sel membelah menjadi 2).
     Fase-fase pembelahan biner:
1)   Terjadi penggandaan jumlah kromosom.
2)   Membrane dan dinding sel memanjang sehingga ukuran bakteri menjadi dua kali ukuran semula.
3)   Munculnya sekat diikuti oleh pertumbuhan dinding sel yang melintang.
4)   Sel membelah menghasilkan dua sel baru yang identik dengan sel induk.
     Pertambahan jumlah bakteri melalui pembelahan biner mengalami fase-fase atau tahapan pertumbuhan yang meliputi fase fag, eksponensial, stationer, dan kematian.
1)   Fase lag adalah kondisi di mana bakteri belum melakukan pembelahan.
2)   Fase eksponensial adalah fase di mana bakteri melakukan pembelahan secara biner sehingga terjadi lonjakan peningkatan jumlah biomasa sel.
3)   Fase stationer adalah fase di mana bakteri sudah tidak melakukan pembelahan lagi. Ada tiga penyebab utama yang menyebabkan fase tersebut, yaitu :
a)    Ketidaktersediaan nutrient
b)   Penumpukan produk akhir
c)    Kekurangan ruang gerak
4)   Fase kematian adalah fase di mana akan terjadi pengurangan jumlah sel bakteri yang hidup.
b.   Reproduksi seksual
       Reproduksi bakteri secara seksual dilakukan dengan pertukaran materi genetic dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetic disebut rekomendasi genetic atau rekomendasi DNA, dapat dilakukan tiga cara:
1)   Konjugasi
                        Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid dari satu bakteri ke bakteri lainnya melalui pili seks. Bakteri yang memberikan plasmid disebut bakteri donor (jantan) dan bakteri yang menerima plasmid disebut bakteri resipien (betina). Pemindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan di antara 2 sel bakteri yang berdekatan.
2)   Transformasi
                        Transformasi adalah perpindahan sedikit materi genetik dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya tanpa adanya kontak langsung. Bisa juga dikatakan, transformasi terjadi karena bakteri menyerap materi genetik dari lingkungannya. Diduga perpindahan materi genetik melalui cara ini juga menyebabakan beberapa bakteri yang tidak kebal terhadap antibiotik tiba-tiba menjadi kebal terhadap antibiotik. Masuknya DNA telanjang ke dalam sel bakteri dan mengubah sifat sel bakteri.
3)   Transduksi
                        Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lainnya melalui perantaraan virus bakteriofag. Pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya dengan perantara organisme lain, yaitu bakteriofage.

5.       Bentuk-bentuk Eubacteria
       Berdasarkan bentuknya, bakteri-bakteri dapat dibedakan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
a.    Bentuk batang (basil), dibedakan menjadi :
1)   Monobasil, berbentuk batang tunggal, contohnya E. Coli, Salmonella typhosa.
2)   Dipobasil, berbentuk batang bergandengan dua-dua.
3)   Streptobasil, bergandengan seperti rantai, contohnya Streptobacillus moniliformis, Azobanter sp..
b.   Bentuk bulat (coccus), dibedakan menjadi :
1)   Monococcus, berbentuk bulat tunggal, contohnya Monococcus gonorrhae.
2)   Diplococcus, bergnadengan dua-dua, contohnya Diplococcus pneumoniae.
3)   Streptococcus, bergandengan seperti rantai, contohnya Streptococcus lactis.
4)   Sarcina, mengelompok membentuk seperti kubus, contohnya Sarcina sp..
5)   Statfilokokus, mengelompok seperti buah anggur, Staphylococcus aureus.
c.    Bentuk spiral, dibedakan menjadi :
1)   Koma (vibrio), contohnya Vibrio comma.
2)   Spiral, contohnya Spirillium minor.
3)   Spiroseta, berbentuk spiral halus dan lentur, contohnya Triponema pallidum.

6.       Macam-Macam Bakteri
          Bakteri bisa digolongkan berdasarkan cara memperoleh makanannya dan melakukan respirasi.
a.    Pengelompokkan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanannya
1)   Bakteri Autotrof
       Bakteri autrotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik. Ada dua jenis bakteri autotfof, yaitu kemonsintetik dan fotosintetik.
a)   Bakteri kemosintetik
   Sumber energi bakteri kemosintetik adalah hasil reaksi bahan kimia. Contohnya : bakteri belerang mengoksidasi H2S menjadi belerang (S) dan bakteri Nitrobacter mengoksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat.
b)   Bakteri fotosintetik
   Sumber energi bakteri fotosintetik adalah cahaya. Bakteri fotosintetik menggunakan pigmen yang berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya : bakteri hijau menggunakan pigmen bakterioklorofil. Bakteri ungu (Cromatin sp.) menggunakan pigmen bakteriopurpurin. Bakteri fotosintetik tidak menggunakan air dan tidak menghasilkan oksigen.
2)   Bakteri Heterotrof
       Bakteri heterotrof adalah bakteri yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga hidup dengan cara saprofit dan parasit.
a)   Bakteri saprofit
Bakteri saporifit hidup dengan cara menguraikan sisa-sisa tubuh mekhluk hidup yang sudah mati. Bakteri saprofit juga ada yang hidup di usus makhluk hidup yang lain untuk menguraikan sisa makanan, contohnya Escherichia coli.
b)   Baktero parasit
Bakteri parasit hidup pada makhluk hidup untuk mengisap sari-sari makanan sehingga sifatnya merugikan. Menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri parasit bersifat fakultatif (bersifat saprofit bila berada di luar tubuh makhluk hidup, namun bersifat parasit bila berada di dalam tubuh makhluk hidup), obligat (parasit mutlak), dan pathogen (menyebabkan penyakit).
b.   Pengelompokkan bakteri berdasarkan cara memperoleh energi dalam respirasinya
       Pada proses respirasi, molekul makanan dirombak untuk menghasilkan enenrgi yang diperlukan oleh sel-sel sel bakteri untuk melaksanakan fungsi hidupnya. Berdasarkan sumber energy untuk melaksanakan respirasi, bekteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri aerob dan anaerob.
1)   Bakteri aerob
     Bakteri aerob menggunakan oksigen dalam respirasinya. Bakteri ini menghasilkan energi yang lebih besar daripada bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya hidup di udara, namun juga dapat hidup di air dan tanah asal aerasinya baik. Contohnya, Staphylococcus epidermidis yang hidup di kulit manusia.
2)   Bakteri anaerob
     Bakteri anaerob tidak menggunakan okesigen dalam respirasinya. Sebagai gantinya, bakteri ini menggunakan nitrat atau sulfat sebagai sumber energinya. Bakteri anaerob dibedakan menjadi dua.
a)      Bakteri anaerob obligat
Bakteri yang tidak dapat hidup jika ada oksigen dinamakan anaerob obligat. Bakteri ini bisa melakukan fermentasi, yaitu merombak molekul makanan menjadi alkohol atau asam. Contoh bakteri anaerob oligat adalah Clostridium dan Methaogen.
b)      Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri yang dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen dinamakan fakultatif anaerob. Kebanyakan bakteri yang hidup dalam saluran pencernaan manusia, contohnya Escherichia coli.

7.       Klasifikasi Eubacteria
1.    Proteobacteria : bakteri ungu yang bersifat fotoautotrof/fotoheterotrof dan proteobacteria yang bersifat kemoautotrof/kemoheterotrof
2.    Spirochetes : Berbentuk spiral dengan panjang 5-250 mikron. Merupakan bakteri gram negatif. Memiliki suatu struktur unik yang disebut filamen aksial : Semacam serabut di sepanjang tubuh, di dalam selubung terluang tetapi di luar dinding sel, berfungsi untuk membuat gerakan berputar
3.    Chlamydias : Hidup sebagai parasit. Memiliki 2 bentuk sel dalam siklus hidupnya, yaitu : 
  Badan dasar : Masuk ke dalam sel inang dan berkembang menjadi badan inisial
  Badan inisial : Tumbuh dan membelah diri, lalu membentuk badan dasar kembali dan dilepaskan ke sel inang yang disertai pecahnya sel inang
4.    Bakteri gram positif : Beberapa bakteri gram positif membentuk endospora ketika lingkungan miskin akan zat makanan

8.       Cyanobacteria
            Dalam klasifikasi lima kingdom, Cyanobacteria (bakteri biru) sering disebut Cyanophyta. Akan tetapi dalam penelitian lebih lanjut, Cyanophyta ternyata lebih mirip bakteri daripada alga (tumbuhan) sehingga dimasukkan ke dalam Eubacteria.
            Ciri-ciri Cyanobacteria sebagai berikut :
a.    Ber sel satu (unseluler), ada pula yang membentuk koloni (contohnya Oscilliatoris).
b.   Berukuran mikroskopis (1-50 um)
c.    Berwarna biru sebab memiliki pigmen dominan fikosianin.
d.   Hidup bebas
e.    Memiliki klorofil
f.    Tidak memiliki alat gerak tapi dapat melakukan fotosintesis 
g.   Hidup soliter/koloni. Koloni berbentuk benang, lembaran, atau bola berongga. 
h.   Berbentuk benang ada 3 macam sel utama : 1. Heterokista : Sel berdinding tebal yang berguna untuk mengikat nitrogen, 2. Akinet : Sel berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri, 3. Baeosit : Sel-sel bulat kecil hasil reproduksi, berguna untuk fotosintesis.
i.     Tidak memiliki membarn inti (prokariot)
j.     Dinding sel terdiri dari pectin, hemiselulosa dan selulosa. Kadang-kadang diselimuti lendir.
k.   Mengandung pigmen klorofil, karoten, fikosianin (biru), dan fikoeritrin (merah)
l.     Autotrof
m. Menghasilkan oksigen
n.   Reproduksi : Aseksual : Pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan akinet (spora)
            Cyanobacteria berbentuk filament ada yang memiliki heterosista dan akinet. Heterosista adalah sel yang membesar dan dindingnya menebal pada bagian ujujng atau tengah-tengah filament. Akinet adalah spora istirahat yang mirip endospora pada bakteri.
            Kebanyakan Cyanobacteria dapat mengikat nitrogen bebas dari udara melalui heterosista dan mengubahnya menjadi ammonia, contohnya Gleocapsa, Anabaena, dan Nostoc. Bebrapa hidup bersimbiosis dengan akar tumbuhan.
            Beberapa jenis bakteri biru, seperti Gleocapsa dan Nostoc juga bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.
            Perkembangan Cyanobacteria terjadi secara aseksual melaui bebrapa cara :
a.       Pembelahan biner, contohnya pada Gleocapsa.
b.      Fragmentasi, terutama pada Cyanobacteria berbentuk filament, contohnya Oscillatoria.
c.       Akinet (spora istirahat) merupakan sel vegetative yang dibentuk saat kondisi lingkungan kurang menguntungkan.
            Beberapa contoh dari Cyanobacteria sebagai berikut :
a.       Oscilliatoria, hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, berupa sel-sel berbentuk bulat yang membentuk koloni berbentu benang yang berlendir.
b.      Gleocapsa, selnya berbentuk bulat dan hidup epifit pada batu-batu yang lembab, dapat mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi nitrat.
c.       Nostoc, berupa benang perkembangbiakannya dengan melepaskan heterosista yang tumbuh menjadi individu baru.
d.      Anabaena azollae, hidup bersimbiosis dengan tumbuhan paku air (Azolla pinnata).
e.       Anabaena cicadae, bersimbiosis dengan akar pakis haji.
f.       Spirulina dapat dijadikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi karena banyak mengandung protein.
g.      Rivularia, berupa cambuk, pembiakannya dengan heterosista.
h.      Choroococcus, berbentuk bulat dan berkoloni empat-empat.

C. Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia
            Bakteri ada yang mengntungkan kehidupan manusia, namun ada pula yang merugikan manusia.
1.    Bakteri yang menguntungkan manusia
a.      Bakteri Saprofit
   Bakteri E. coli dalam usus manusia berperan dalam proses pencernaan. Bakteri saprofit yang hidup bebas bermanfaat menyuburkan tanah, menguraikan sampah, serta unutk pembuatan kompos.
b.      Bakteri yang digunakan dalam Industri
   Bakteri banyak dimanfaatkan dalam bahan industri karena menghasilkan bahan antibiotik, menyamak kulit, menghasilkan bahan kimia, serta memfermantasikan makana dan minuman.
1) Bakteri penghasil antibitik
Antibitik digunakan untuk melawan serangan bakteri pathogen. Antibiotik bekerja dengan cara menghalangi pertumbuhan bakteri. Berikut ini beberapa jenis bakteri dan antibiotik yang dihasilkan :
a)      Streptomyces griceus                                   : Streptomisin
b)      Streptomyces aureofacies                            : Aureomisin
c)      Streptomyces venezuelae                             : Kloramfenikol
d)      Streptomyces rimous                                    : Terasiklin
e)      Streptomyces fradiae                                   : Neomisin
f)        Bacillus polymixa                                        : Polimiksin
g)      Bacillus subtilis dan B. Licheniformis          : Basirasin
h)      Bacillus brevis                                             : Tirotrisin
2) Penyamakan Kulit
Streptomyces griseus menghasilkan enzim proteolitik yang dapat mengubah kulit hewan (sapi, kambing) menjadi kulit yang lembut sehingga dapat digunakan untuk membuat sepatu dan tas.
3) Bakteri penghasil bahan kimia
Beberapa bakteri menghasilkan bahan kimia yang disebut metabolit sekunder sebagai hasil sampingan metabolismenya. Bahan metabolit sekunder tersebut memiliki banyak manfaat bagi manusia :
a)      Acetobacter aceti (pembuatan cuka (asam asetat))
b)      Lactobacillus, Streptococcus dan Leuconostoc (pembuatan asam laktat dan asinan sawi)
c)      Lactobacillus frustosa (pembuatan fruktosa dan sorbitol)
d)     Propioni bacterium (pembuatan asam propanat)
e)      Clostridium butiricum (pembuatan asam butirat)
4) Bakteri fermentasi
Proses fermentasi mengubah gula menjadi asam / alkohol dan banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas makanan dan minuman.
a)      Lactobacillus casei (pembuatan keju)
b)      Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (pembuatan yoghurt)
c)      Acetobacter xylinum (pembuatan nata de coco)
d)     Streptococcus cremoris dan S. lactis (pembuatan keju dan mentega)
e)      Lactobacillus citrovorum (memberi aroma pada keju dan mentega)
5) Bakteri pemurnian biji logam
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans hidup di tempat yang mengandung logam dan menguraikannya untuk mendapatkan energi. Bakteri-bakteri tersebut dapat  dimanfaatkan dalam proses pemurnian bijih logam, contohnya pada industri besi. Selain untuk pemurnian biji besi, bakteri tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk pemurnian tembaga.
c.       Bakteri pengikat nitrogen
Bakteri pengikat nitrogen sangat berperan dalam menyuburkan tanah. Beberapa contohnya sebagai berikut :
1)      Azotobacter chrococcum, yang hidup bebeas di dalam tanah.
2)      Rhizobium leguminosarum, mengikat nitrat dari dalam tanah hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan (Leguminosae)
3)      Anabaena azollae dan Anabaena cicadae, masing-masing bersimbiosis dengn akar Azolla piñata dan pakis haji.
4)      Bakteri nitrifiasi, dapat menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikadi terdiri atas dua tahap berikut :
a)    Nitritasi, yaitu oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit, contohnya Nitrosomonas dan Nitrococcus.
b)   Nitratasi, yaitu oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat, contohnya Nitrobacter.
d.      Bakteri remidiasi
Beberapa bakteri dapat memulihkan lingkungan yang tercemar, disebut sebagai proses remidiasi. Contonya sebagai berikut :
1)      Psedumonas aeruginosa untuk meremidiasi tanah yang tercemar minyak bumi atau lumpur.
2)      Pseudomonas cepacea dapat meremdiasi tanah yang tercemar trikloroetilen.
e.       Archaeobacteria
Achaeobacteria yang mampu hidup di tempat bersuhu tinggi (termofil) memiliki enzim tahan panas yang bisa digunakan dalam teknologi PCR. PCR banyak dimanfaatkan untuk penelitian di bidang rekayasa genetika dan proses identifikasi DNA di kepolisian. Selain itu, Achaeobacteria yang termasuk methanogen bisa menghasilkan gas metana secara anaerob yang dapat digunakan sebagai energi alternatif yang disebut biogas.
f.        Teknologi rekayasa genetika
Bebrapa bakteri yang digunakan dalm rekayasa genetika sebagai berikut :
1)      Agrobacterium tumivaciens
Teknologi rekombinan gen membutuhkan plasmid bakteri Agrobacterium tumifaciens untuk menyisipkan suatu gen ke sel inang.
2)      Escherischia coli
Insulin merupakan hormon yang dibutuhkan penderita kencing manis. Teknologi rekombinan DNA telah memungkinkan untuk menyisipkan gen pembuat insulin yang diambil dari sel pancreas manusia ke dalam DNA bakteri E. coli sehingga bakteri tersebut dapat menghasilkan insulin dalam jumlah banyak.
3)      Bacillus thurigenesis
Teknologi rekayasa genetika berhasil menyisipkan gen toksin dari Bacillus thurigenesis ke dalam tanaman kapas sehingga kapas menjadi tahan hama.

2.    Bakteri yang merugikan
       Selain menguntungkan manusia, banyak bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia dan menyebabkan pembusukan pada bahan makanan sehingga dianggap merugikan. Beberapa bakteri tersebut sebagai berikut :
a.      Bakteri pathogen pada manusia
1)   Mycobacterium tuberculosis           (menyebabkan TBC)
2)   Mycobacterium leprae                    (menyebabkan lepra)
3)   Salmonella typhosa                         (menyebabkan tifus)
4)   Salmonella paratyphosa                 (menyebabkan penyakit perut paratifus)
5)   Shigella dysentriae              (menyebabkan penyakit disentri)
6)   Diplococcus pneumonia                 (menyebabkan penyakit pneumonia)
7)   Treponema pallidum                      (menyebabkan penyakit kelamin sifilis (raja singa))
8)   Neisseria gonorrhoeae                   (menyebabkan radang selaput otak (meningitis))
9)   Clostridium tetani                           (menyebabkan penyakit tetanus)
10)              Vibrio comma                                     (menyebabkan kolera)
b.      Bakteri pathogen pada hewan
1)   Bacillus anthaxis                 (menyebabkan penyakit antraks pada ternak)
2)   Actynomices bovis              (menyebabkan bengkak rahang pada sapi)
3)   Streptococcus agalactica    (menyebabkan radang payudara (mastitis) pada sapi)
4)   Brucella abortus                 (menyebabkan brucellosis pada sapi)
5)   Chytophaga columnaris     (menyebabkan penyakit pada ikan)
c.       Bakteri pathogen pada tumbuhan
1)    Xanthomonas oryzae                      (menyerang pucuk batang padi)
2)    Xanthomonas campestris               (menyerang tanaman kubis)
3)    Pseudomonas solanacearum          (menyebabkan penyakit layu pada terung-terungan)
4)    Erwinia carotovora                        (menyebabkan penyakit busuk pada buah-buahan)
5)    Xanhomonas citri                           (menyebabkan penyakit kanker pada batang jeruk)
6)    Agrobacterium tumifaciens            (menyebabkan penyakit kanker pada batang kopi)
d.      Bakteri perusk bahan makanan
1)      Acetobacter sp.                   (mengubah etanol (alkohol) pada anggur menjadi asam cuka)
2)      Pseudomonas cocovenas    (membentuk asam bongkrek pada tempe bongkrek)
3)      Clostridium botulinum        (menghasilkan racun botulinin pada makanan kaleng)
e.       Bakteri denitrifikasi
Bakteri denitrifikasi menguraikan nitrit dan nitrat dari dalam tanah dan menghasilkan N2 yang dilepaskan ke udara sehingga menyebabkan tanah menjdi kurang subur. Contohnya, Thiobacillus denitrificans.

D.       Penanggulangan terhadap bakteri
Penanggulangan terhadap bakteri :
a.    Pengawetan dan pengolahan makanan
                         i.     Pemanisan
                       ii.     Pengeringan
                     iii.     Pengasapan
                     iv.     Pengasinan
                       v.     Pendinginan
                     vi.     Pasteurisasi : Pemanasan dengan suhu 63-72 derajat Celsius selama 15-30 menit. Dilakukan pada susu untuk mematikan bakteri patogen dan mempertahankan rasa dan aroma khas susu
                   vii.     Sterilisasi : Pemanasan dengan menggunakan udara panas/uap air panas bertekanan tinggi. Menggunakan oven dengan temperatur 170-180 derajat Celsius. Untuk mensterilkan peralatan gelas. Alat : Autoklaf
b.    Kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan
                         i.     Menjaga kebersihan lingkungan
                       ii.     Menjaga kebersihan badan
                     iii.     Makan makanan sehat
                     iv.     Cukup istirahat
                       v.     Melakukan olah raga
c.    Imunisasi
                       i.      Vaksin kolera : Kolera
                     ii.      Vaksin tifus : Tifus
                   iii.      Vaksin BCG : TBC
                   iv.      Vaksin DPT : Difteri, tetanus, batuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar