ARCHAEOBACTERIA DAN EUBACTERIA
A.
Archaeobacteria
Bakteri ini sangat berbeda
dengan bakteri pada umumnya karena beberapa diantaranya memiliki sifat-sifat
yang dapat kemungkinan menjadi salah satu penyebab bentuk-bentuk kehidupan
pertama di bumi ini. Oleh karena itu dinamakan “Archaeobacteria” (bahasa Yunani
archaio berarti kuno).
Bakteri
ini menyerupai bakteri lainnya. Ciri-cirinya antara lain prokariota,
unseluler, dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, membran plasmanya
mengandung lipid bersifat anaerob, Hidup pada lingkungan
ekstrim (di rawa sebagai pengurai). Alat pembuat proteinnya, yaitu RNA mirip yang terdapat pada eukariota
yang diracuni oleh toksin difteria sehingga RNA dan ribosom sangat berbeda.
Jadi, RNA-nya sangat berbeda dengan bekteri pada umumnya.
Berdasarkan lingkungan ekstrimnya, Archaebacteria dibagi
menjadi 3 :
1.
Metanobacteria merupakan kelompok
bakteri yang luas penyebarannya.
Bakteri ini bersifat hemautotrof, yaitu
proses metabolismnya menghasilkan metana dari reaksi karbon doksida dan
hidrogen. Rekasinya adalah :
4H2 + CO2 à CH4 + 2H2O
Bakteri ini juga tidak memerlukan oksigen (anaerob),
dapat bertahan hidup, dan diduga telah ada di dalam bumi sejak awal. Sekarang
ini mereka hidup di tepi rawa, payau metana atau gas rawa. Mereka juga bisa
hidup di rumen sapi yang ada di lambung sapi karena terdapat hidrogen dan
karbon dioksida yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain yang hidup di sapi.
Jenis metanogenik yang hidup di laut mendapatkan makanan bakteri dari bahan
organisme yang tenggelam di dasar laut. Ada juga beberapa jenis ini yang
bersimbiosis dengan air panas suhu 1000C. Bakteri ini dapat bertahan
hidup pada suhu yang tinggi karena struktur selnya yang meliputi DNA, protein
dan membrannya telah beradaptasi. Suhu optimumnya untuk tumbuh dengan baik,
yaitu 980C dan akan mati dibawah 840C. Contoh : Methanobacterium.
2.
Archaeobacteria Halobacterium
Bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Habitatnya
di Laut Mati dan Great Salt Lake. Bebrapa jenis bakteri ini mempunyai klorofil
ungu yang disebut bakteri orhodopsin sehingga mampu melakukan
forosintesis. Contoh : Halobacterium.
3.
Archaeobacteria Thermoplasma
(termoasidofil)
Yang ditemukan dalam air asam dari mata
air belerang yang panas. Bakteri ini dapat mengoksidasi sufur. Banyak ditemukan
di lubang vulkanik, kawah vulkanik dan mata air bersulfat, seperti di Yellow
Stone, Amerika. Para peneliti sudah berusaha meneliti secara lebih mendalam terhadap
semua bakteri jenis Arcaheobacetria dengan membiakannya di laboratorium, tetapi
bakteri ini sangat sukar dikembangbiakkan. Dengan demikian, sangat susah untuk
mengetahui lebih mendalam tentang bakteri ini. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
jenis bakteri ini sangat berbeda dengan bakteri lain, yaitu merupakan bakteri
sejati, tetapi bersifat eukariota. Hidup di lingkungan
ekstrim yang panas dan asam. Kondisi optimal : temperatur 60-80 derajat Celsius
dengan pH 2-4. Bakteri ini terdapat pada daerah yang mengandung asam sulfat,
misalnya di kawah vulkanik. Contoh : Sulfolobus dan Thermoplasma.
B.
Eubacteria
Bakteri
pertama kali ditemukan oleh Antonie van Leeuwenhoek pada tahun 1674
dengan mikroskop buatannya. Baru pada tahu 1828, Ehrenberg menamainnya
bakteri yang berarti “batang kecil”. Umumnya bakateri dibedakan menjadi dua
macam, yaitu Eubacteria (bakteri sesungguhnya) dan Archaeobacteria
(bakteri purba). Bakteri yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari sebagian
besar termasuk Eubacteria.
1. Ciri sel :
a.
Organisme uniseluler (bersel satu).
b.
Tidak memiliki membran inti (prokariotik).
c.
Berukuran mikroskopis (rata-rata 1-5 mikron), yang terbesar mencapai 0,3 mm
(Thiomargarita).
d.
Memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan.
e.
Bersifat kosmopolitan (mudah ditemui di mana saja).
f.
Hidup bebas atau parasit.
g.
Tidak memiliki kloroplas dan mitokondria.
h.
Bergerak menggunakan flagela.
i.
Dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan dapat membentuk
endospora.
j.
Bentuk dasar [kokus (bulat), basil (batang), spirila (spiral)].
k.
Lingkungan lembab atau agak basah dengan temperatur 25-37 derajat Celsius.
2. Struktur Eubacteria
a.
Dinding sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk
bakteri. Terususun dari peptidoglikan, yaitu gabungan protein dan
polisakarida. Berdasarkan ketebalan lapisan peptidoglikan dibedakan menjadi 2 :
1)
Bakteri gram positif
Bakteri yang terwarnai ungu dengan perwarnaan gram, memiliki
dinding sel dengan lapisan peptodoglikan yang tebal. Contoh: Clostridium
tetani, Bacillus antracis, Staphylococcus aureus.
2)
Bakteri gram negatif
Bakteri yang terwarnai merah atau merah muda dengan perwarnaan
gram, memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tipis dan lapisan lipopolisakarida
di bagian luarnya. Contohnya, E. Coli, Salmonella typhosa, Vibrio
cholerae dan Neissiria gornorrhoe.
b.
Membran plasma
Membran yang menyelubungi sitoplasma. Tersusun dari lapisan
fosfolipid dan protein, terletak di antara dinding sel dan sitoplasma. Bersifat
selektif permeabel dan berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara sel
dengan lingkungannya
c.
Kapsul
Kapsul adalah bagian terluar bakteri yang melindungi dinding
sel dan tersusun atas lendir. Bakteri yang berkapsul sering kali lebih
berbahaya daripada bakteri yang tidak berkapsul. lapisan diluar dinding sel.
Tebal=kapsul / tipis=lapisan lendir. Berfungsi membantu sel bakteri melekat
pada suatu permukaan/dengan sel bakteri lainnya, pertahanan bakteri dari
sel-sel fagosit, dan melindungi sel bakteri saat mengalami kekeringan. Fungsi
kapsul pada bakteri parasit adalah melindungi diri dari serangan sel imun
inang.
d.
Protoplasma
Sitoplasma : Cairan sel. Mengandung ribosom, DNA, dan
granula penyimpanan. Ribosom : Organel yang berukuran sangat kecil dan
merupakan tempat terjadinya sintesis protein yang dibantu oleh RNA. DNA :
Materi pembawa informasi genetik. Granula penyimpanan : Berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan.
e.
Flagela
Flagella (bulu cambuk) merupakan alat gerak pada bakteri.
Bakteri yang tidak memilki flagella bergerak dengan cara berguling. Berdasarkan
ada tidaknya flagel, bakteri dibedakan menajdi lima jenis, yaitu :
a.
Atrik : tidak mempunyai flagel.
b.
Monotorik : mempunyai satu flagel
pada salah satu ujungnya.
c.
Lofotrik : mempunyai sejumlah
flagel pada salah satu ujungnya.
d.
Amfitrik : mempunyai satu flagel
pada kedua ujungnya.
e.
Peritik : mempunyai flagel pada
seluruh permukaan tubuhnya.
Selain struktur utama
tersebut, beberapa bakteri juga memiliki struktur tambahan, yaitu :
a)
Endospora berfungsi untuk
melindungi bakteri dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
b)
Pili/fimbria, mirip dengan flagela
hanya lebih pendek dan berfungsi untuk masuknya bahan genetik selama
berlangsungnya perkawinan antarbacteri atau reproduksi seksual disebut pili
seks.
c)
Mesosom, organel untuk
pembelahan.
d)
Klorosom, organel yang mengandung
pigmen untuk fotosintesis dan hanya dimiliki bakteri fotoautotrof.
e)
Vakuola gas, hanya dimiliki oleh
bakteri yang hidup di air.
f)
Magnestosom, berisi Kristal magnetis
yang berfungsi untuk gerak magnetotaksis bakteri.
3. Cara Hidup
a. Berdasarkan cara memperoleh
makanan
1)
Bakteri heterotrof : Bakteri yang makanannya berupa senyawa organik
dari organisme lain. Terbagi menjadi :
1.
Bakteri saprofit : Bakteri yang memperoleh makanan dari sisa organisme
lain/produk organisme lain. Baketri pengurai (dekomposer).
2.
Bakteri parasit : Bakteri yang memperoleh makanan dari inangnya. Jika
menimbulkan penyakit pada inangnya maka akan disebut bakteri patogen.
2)
Bakteri autotrof : Bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri.
b. Berdasarkan Kebutuhan
oksigen untuk merombak makanan agar memperoleh energi :
1)
Bakteri aerob : Membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi.
2)
Bakteri anaerob : Tidak membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi.
Energi diperoleh dengan fermentasi. Dibedakan menjadi :
1.
Anaerob obligat : Hanya dapat hidup juka tidak ada oksigen.
2.
Anaerob fakultatif : Dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen.
4. Reproduksi Bakteri
Bakteri dapat melakukan
reproduksi secara aseksual dan secara seksual.
a.
Reproduksi Aseksual
Bakteri bereproduksi secara seksual (vegetative) dengan
cara membelah diri. Satu sel bakteri membelah menjadi dua sel anakan sehingga
disebut pembelahan biner (setiap sel membelah menjadi 2).
Fase-fase pembelahan biner:
1)
Terjadi penggandaan jumlah kromosom.
2)
Membrane dan dinding sel memanjang sehingga ukuran bakteri menjadi dua kali
ukuran semula.
3)
Munculnya sekat diikuti oleh pertumbuhan dinding sel yang melintang.
4)
Sel membelah menghasilkan dua sel baru yang identik dengan sel induk.
Pertambahan jumlah bakteri melalui pembelahan biner mengalami
fase-fase atau tahapan pertumbuhan yang meliputi fase fag, eksponensial,
stationer, dan kematian.
1)
Fase lag adalah kondisi di mana
bakteri belum melakukan pembelahan.
2)
Fase eksponensial adalah fase di mana
bakteri melakukan pembelahan secara biner sehingga terjadi lonjakan peningkatan
jumlah biomasa sel.
3)
Fase stationer adalah fase di mana
bakteri sudah tidak melakukan pembelahan lagi. Ada tiga penyebab utama
yang menyebabkan fase tersebut, yaitu :
a)
Ketidaktersediaan nutrient
b)
Penumpukan produk akhir
c)
Kekurangan ruang gerak
4)
Fase kematian adalah fase di mana akan
terjadi pengurangan jumlah sel bakteri yang hidup.
b.
Reproduksi seksual
Reproduksi bakteri secara seksual dilakukan dengan pertukaran
materi genetic dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetic disebut
rekomendasi genetic atau rekomendasi DNA, dapat dilakukan tiga cara:
1)
Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan materi genetik
berupa plasmid dari satu bakteri ke bakteri lainnya melalui pili seks.
Bakteri yang memberikan plasmid disebut bakteri donor (jantan) dan bakteri yang
menerima plasmid disebut bakteri resipien (betina). Pemindahan materi genetik
secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan
di antara 2 sel bakteri yang berdekatan.
2)
Transformasi
Transformasi adalah perpindahan sedikit
materi genetik dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya tanpa adanya kontak
langsung. Bisa juga dikatakan, transformasi terjadi karena bakteri menyerap materi
genetik dari lingkungannya. Diduga perpindahan materi genetik melalui cara ini
juga menyebabakan beberapa bakteri yang tidak kebal terhadap antibiotik
tiba-tiba menjadi kebal terhadap antibiotik. Masuknya DNA telanjang ke dalam
sel bakteri dan mengubah sifat sel bakteri.
3)
Transduksi
Transduksi adalah perpindahan materi genetik
dari satu bakteri ke bakteri lainnya melalui perantaraan virus bakteriofag.
Pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya dengan
perantara organisme lain, yaitu bakteriofage.
5. Bentuk-bentuk Eubacteria
Berdasarkan bentuknya, bakteri-bakteri dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok sebagai berikut :
a.
Bentuk batang (basil), dibedakan menjadi :
1)
Monobasil, berbentuk batang tunggal, contohnya E. Coli, Salmonella
typhosa.
2)
Dipobasil, berbentuk batang bergandengan dua-dua.
3)
Streptobasil, bergandengan seperti rantai, contohnya Streptobacillus
moniliformis, Azobanter sp..
b.
Bentuk bulat (coccus), dibedakan menjadi :
1)
Monococcus, berbentuk bulat tunggal, contohnya Monococcus gonorrhae.
2)
Diplococcus, bergnadengan dua-dua, contohnya Diplococcus pneumoniae.
3)
Streptococcus, bergandengan seperti rantai, contohnya Streptococcus
lactis.
4)
Sarcina, mengelompok membentuk seperti kubus, contohnya Sarcina sp..
5)
Statfilokokus, mengelompok seperti buah anggur, Staphylococcus aureus.
c.
Bentuk spiral, dibedakan menjadi :
1)
Koma (vibrio), contohnya Vibrio comma.
2)
Spiral, contohnya Spirillium minor.
3)
Spiroseta, berbentuk spiral halus dan lentur, contohnya Triponema
pallidum.
6. Macam-Macam Bakteri
Bakteri bisa digolongkan berdasarkan cara memperoleh
makanannya dan melakukan respirasi.
a.
Pengelompokkan bakteri berdasarkan cara memperoleh
makanannya
1)
Bakteri Autotrof
Bakteri autrotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan
sendiri dari bahan-bahan anorganik. Ada dua jenis bakteri autotfof, yaitu
kemonsintetik dan fotosintetik.
a)
Bakteri kemosintetik
Sumber energi bakteri kemosintetik adalah hasil reaksi bahan
kimia. Contohnya : bakteri belerang mengoksidasi H2S menjadi
belerang (S) dan bakteri Nitrobacter mengoksidasi senyawa nitrit menjadi
nitrat.
b)
Bakteri fotosintetik
Sumber energi bakteri fotosintetik adalah cahaya. Bakteri
fotosintetik menggunakan pigmen yang berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi.
Contohnya : bakteri hijau menggunakan pigmen bakterioklorofil. Bakteri
ungu (Cromatin sp.) menggunakan pigmen bakteriopurpurin. Bakteri
fotosintetik tidak menggunakan air dan tidak menghasilkan oksigen.
2)
Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof adalah bakteri yang tidak dapat membuat
makanan sendiri sehingga hidup dengan cara saprofit dan parasit.
a)
Bakteri saprofit
Bakteri saporifit hidup
dengan cara menguraikan sisa-sisa tubuh mekhluk hidup yang sudah mati. Bakteri
saprofit juga ada yang hidup di usus makhluk hidup yang lain untuk menguraikan
sisa makanan, contohnya Escherichia coli.
b)
Baktero parasit
Bakteri parasit hidup pada
makhluk hidup untuk mengisap sari-sari makanan sehingga sifatnya merugikan.
Menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri parasit bersifat
fakultatif (bersifat saprofit bila berada di luar tubuh makhluk hidup,
namun bersifat parasit bila berada di dalam tubuh makhluk hidup), obligat
(parasit mutlak), dan pathogen (menyebabkan penyakit).
b.
Pengelompokkan bakteri berdasarkan cara memperoleh energi
dalam respirasinya
Pada proses respirasi, molekul makanan dirombak untuk
menghasilkan enenrgi yang diperlukan oleh sel-sel sel bakteri untuk
melaksanakan fungsi hidupnya. Berdasarkan sumber energy untuk melaksanakan
respirasi, bekteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri aerob dan anaerob.
1)
Bakteri aerob
Bakteri aerob menggunakan oksigen dalam respirasinya. Bakteri ini menghasilkan energi yang lebih besar daripada bakteri
anaerob. Bakteri ini biasanya hidup di udara, namun juga dapat hidup di air dan
tanah asal aerasinya baik. Contohnya, Staphylococcus epidermidis yang
hidup di kulit manusia.
2)
Bakteri anaerob
Bakteri anaerob tidak menggunakan okesigen dalam respirasinya.
Sebagai gantinya, bakteri ini menggunakan nitrat atau sulfat sebagai sumber
energinya. Bakteri anaerob dibedakan menjadi dua.
a)
Bakteri anaerob obligat
Bakteri yang tidak dapat
hidup jika ada oksigen dinamakan anaerob obligat. Bakteri ini bisa melakukan
fermentasi, yaitu merombak molekul makanan menjadi alkohol atau asam. Contoh
bakteri anaerob oligat adalah Clostridium dan Methaogen.
b)
Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri yang dapat tumbuh
dengan atau tanpa oksigen dinamakan fakultatif anaerob. Kebanyakan bakteri yang
hidup dalam saluran pencernaan manusia, contohnya Escherichia coli.
7. Klasifikasi Eubacteria
1.
Proteobacteria : bakteri ungu yang
bersifat fotoautotrof/fotoheterotrof dan proteobacteria yang bersifat
kemoautotrof/kemoheterotrof
2.
Spirochetes : Berbentuk spiral dengan
panjang 5-250 mikron. Merupakan bakteri gram negatif. Memiliki suatu struktur
unik yang disebut filamen aksial : Semacam serabut di sepanjang tubuh, di dalam
selubung terluang tetapi di luar dinding sel, berfungsi untuk membuat gerakan
berputar
3.
Chlamydias : Hidup sebagai parasit.
Memiliki 2 bentuk sel dalam siklus hidupnya, yaitu :
Badan dasar : Masuk ke
dalam sel inang dan berkembang menjadi badan inisial
Badan inisial : Tumbuh dan
membelah diri, lalu membentuk badan dasar kembali dan dilepaskan ke sel inang
yang disertai pecahnya sel inang
4.
Bakteri gram positif : Beberapa bakteri gram
positif membentuk endospora ketika lingkungan miskin akan zat makanan
8.
Cyanobacteria
Dalam
klasifikasi lima kingdom, Cyanobacteria (bakteri biru) sering disebut Cyanophyta.
Akan tetapi dalam penelitian lebih lanjut, Cyanophyta ternyata lebih
mirip bakteri daripada alga (tumbuhan) sehingga dimasukkan ke dalam Eubacteria.
Ciri-ciri
Cyanobacteria sebagai berikut :
a.
Ber sel satu (unseluler), ada pula yang
membentuk koloni (contohnya Oscilliatoris).
b.
Berukuran mikroskopis (1-50 um)
c.
Berwarna biru sebab memiliki pigmen dominan
fikosianin.
d.
Hidup bebas
e.
Memiliki klorofil
f.
Tidak memiliki alat gerak tapi dapat melakukan fotosintesis
g.
Hidup soliter/koloni. Koloni berbentuk benang, lembaran, atau bola
berongga.
h.
Berbentuk benang ada 3 macam sel utama : 1. Heterokista : Sel
berdinding tebal yang berguna untuk mengikat nitrogen, 2. Akinet : Sel
berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri, 3. Baeosit :
Sel-sel bulat kecil hasil reproduksi, berguna untuk fotosintesis.
i.
Tidak memiliki membarn inti (prokariot)
j.
Dinding sel terdiri dari pectin, hemiselulosa dan selulosa. Kadang-kadang
diselimuti lendir.
k.
Mengandung pigmen klorofil, karoten, fikosianin (biru), dan fikoeritrin
(merah)
l.
Autotrof
m.
Menghasilkan oksigen
n.
Reproduksi : Aseksual : Pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan
akinet (spora)
Cyanobacteria berbentuk
filament ada yang memiliki heterosista dan akinet. Heterosista adalah
sel yang membesar dan dindingnya menebal pada bagian ujujng atau tengah-tengah
filament. Akinet adalah spora istirahat yang mirip endospora pada
bakteri.
Kebanyakan Cyanobacteria
dapat mengikat nitrogen bebas dari udara melalui heterosista dan mengubahnya
menjadi ammonia, contohnya Gleocapsa, Anabaena, dan Nostoc.
Bebrapa hidup bersimbiosis dengan akar tumbuhan.
Beberapa jenis bakteri biru, seperti
Gleocapsa dan Nostoc juga bersimbiosis dengan jamur membentuk
lumut kerak.
Perkembangan Cyanobacteria
terjadi secara aseksual melaui bebrapa cara :
a.
Pembelahan biner,
contohnya pada Gleocapsa.
b.
Fragmentasi,
terutama pada Cyanobacteria berbentuk filament, contohnya Oscillatoria.
c.
Akinet
(spora istirahat) merupakan sel vegetative yang dibentuk saat kondisi
lingkungan kurang menguntungkan.
Beberapa contoh dari Cyanobacteria sebagai berikut :
a.
Oscilliatoria, hidup dalam air atau di
atas tanah yang basah, berupa sel-sel berbentuk bulat yang membentuk koloni
berbentu benang yang berlendir.
b.
Gleocapsa, selnya berbentuk bulat
dan hidup epifit pada batu-batu yang lembab, dapat mengikat nitrogen bebas dari
udara dan mengubahnya menjadi nitrat.
c.
Nostoc, berupa benang
perkembangbiakannya dengan melepaskan heterosista yang tumbuh menjadi individu
baru.
d.
Anabaena azollae, hidup bersimbiosis
dengan tumbuhan paku air (Azolla pinnata).
e.
Anabaena cicadae, bersimbiosis dengan akar
pakis haji.
f.
Spirulina dapat dijadikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi karena banyak mengandung protein.
g.
Rivularia, berupa cambuk,
pembiakannya dengan heterosista.
h.
Choroococcus, berbentuk bulat dan
berkoloni empat-empat.
C.
Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia
Bakteri
ada yang mengntungkan kehidupan manusia, namun ada pula yang merugikan manusia.
1.
Bakteri yang
menguntungkan manusia
a. Bakteri Saprofit
Bakteri E. coli dalam usus
manusia berperan dalam proses pencernaan. Bakteri saprofit yang hidup bebas
bermanfaat menyuburkan tanah, menguraikan sampah, serta unutk pembuatan kompos.
b. Bakteri yang digunakan dalam Industri
Bakteri banyak dimanfaatkan dalam
bahan industri karena menghasilkan bahan antibiotik, menyamak kulit,
menghasilkan bahan kimia, serta memfermantasikan makana dan minuman.
1) Bakteri penghasil antibitik
Antibitik digunakan untuk melawan serangan bakteri pathogen. Antibiotik
bekerja dengan cara menghalangi pertumbuhan bakteri. Berikut ini beberapa jenis
bakteri dan antibiotik yang dihasilkan :
a)
Streptomyces
griceus :
Streptomisin
b)
Streptomyces
aureofacies :
Aureomisin
c)
Streptomyces
venezuelae :
Kloramfenikol
d)
Streptomyces
rimous :
Terasiklin
e)
Streptomyces
fradiae :
Neomisin
f)
Bacillus
polymixa :
Polimiksin
g)
Bacillus
subtilis dan B. Licheniformis :
Basirasin
h)
Bacillus brevis :
Tirotrisin
2) Penyamakan Kulit
Streptomyces griseus menghasilkan enzim proteolitik yang dapat mengubah
kulit hewan (sapi, kambing) menjadi kulit yang lembut sehingga dapat digunakan
untuk membuat sepatu dan tas.
3) Bakteri penghasil bahan kimia
Beberapa bakteri menghasilkan bahan kimia yang disebut metabolit sekunder
sebagai hasil sampingan metabolismenya. Bahan metabolit sekunder tersebut memiliki
banyak manfaat bagi manusia :
a)
Acetobacter
aceti (pembuatan cuka (asam asetat))
b)
Lactobacillus, Streptococcus dan Leuconostoc (pembuatan
asam laktat dan asinan sawi)
c)
Lactobacillus
frustosa (pembuatan fruktosa dan sorbitol)
d)
Propioni
bacterium (pembuatan asam propanat)
e)
Clostridium
butiricum (pembuatan asam butirat)
4) Bakteri fermentasi
Proses fermentasi mengubah gula menjadi asam / alkohol dan banyak
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas makanan dan minuman.
a)
Lactobacillus
casei (pembuatan keju)
b)
Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
(pembuatan yoghurt)
c)
Acetobacter
xylinum (pembuatan nata de coco)
d)
Streptococcus
cremoris dan S. lactis (pembuatan keju dan
mentega)
e)
Lactobacillus
citrovorum (memberi aroma pada keju dan mentega)
5) Bakteri pemurnian biji logam
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans hidup di tempat yang mengandung
logam dan menguraikannya untuk mendapatkan energi. Bakteri-bakteri tersebut
dapat dimanfaatkan dalam proses
pemurnian bijih logam, contohnya pada industri besi. Selain untuk pemurnian
biji besi, bakteri tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk pemurnian tembaga.
c. Bakteri pengikat nitrogen
Bakteri pengikat nitrogen sangat berperan dalam menyuburkan tanah. Beberapa
contohnya sebagai berikut :
1)
Azotobacter
chrococcum, yang hidup bebeas di dalam tanah.
2)
Rhizobium
leguminosarum, mengikat nitrat dari dalam tanah hidup
bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan (Leguminosae)
3)
Anabaena
azollae dan Anabaena cicadae, masing-masing
bersimbiosis dengn akar Azolla piñata dan pakis haji.
4)
Bakteri nitrifiasi, dapat menyusun senyawa
nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikadi
terdiri atas dua tahap berikut :
a)
Nitritasi, yaitu oksidasi amoniak menjadi
nitrit oleh bakteri nitrit, contohnya Nitrosomonas dan Nitrococcus.
b)
Nitratasi, yaitu oksidasi senyawa nitrit
menjadi nitrat oleh bakteri nitrat, contohnya Nitrobacter.
d. Bakteri remidiasi
Beberapa bakteri dapat memulihkan lingkungan yang tercemar, disebut sebagai proses remidiasi. Contonya
sebagai berikut :
1)
Psedumonas
aeruginosa untuk meremidiasi tanah yang tercemar minyak
bumi atau lumpur.
2)
Pseudomonas
cepacea dapat meremdiasi tanah yang tercemar
trikloroetilen.
e. Archaeobacteria
Achaeobacteria yang mampu hidup di tempat bersuhu tinggi (termofil)
memiliki enzim tahan panas yang bisa digunakan dalam teknologi PCR. PCR banyak
dimanfaatkan untuk penelitian di bidang rekayasa genetika dan proses
identifikasi DNA di kepolisian. Selain itu, Achaeobacteria yang termasuk
methanogen bisa menghasilkan gas metana secara anaerob yang dapat digunakan
sebagai energi alternatif yang disebut biogas.
f.
Teknologi rekayasa genetika
Bebrapa bakteri yang digunakan dalm rekayasa genetika sebagai berikut :
1)
Agrobacterium
tumivaciens
Teknologi rekombinan gen membutuhkan plasmid bakteri Agrobacterium
tumifaciens untuk menyisipkan suatu gen ke sel inang.
2)
Escherischia
coli
Insulin merupakan hormon yang dibutuhkan penderita kencing manis. Teknologi
rekombinan DNA telah memungkinkan untuk menyisipkan gen pembuat insulin yang
diambil dari sel pancreas manusia ke dalam DNA bakteri E. coli sehingga
bakteri tersebut dapat menghasilkan insulin dalam jumlah banyak.
3)
Bacillus
thurigenesis
Teknologi rekayasa genetika berhasil menyisipkan gen toksin dari Bacillus
thurigenesis ke dalam tanaman kapas sehingga kapas menjadi tahan hama.
2.
Bakteri yang
merugikan
Selain menguntungkan manusia,
banyak bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia dan menyebabkan
pembusukan pada bahan makanan sehingga dianggap merugikan. Beberapa bakteri
tersebut sebagai berikut :
a.
Bakteri pathogen pada manusia
1)
Mycobacterium
tuberculosis (menyebabkan
TBC)
2)
Mycobacterium
leprae (menyebabkan
lepra)
3)
Salmonella
typhosa (menyebabkan
tifus)
4)
Salmonella
paratyphosa (menyebabkan
penyakit perut paratifus)
5)
Shigella
dysentriae (menyebabkan
penyakit disentri)
6)
Diplococcus
pneumonia (menyebabkan
penyakit pneumonia)
7)
Treponema
pallidum (menyebabkan
penyakit kelamin sifilis (raja singa))
8)
Neisseria
gonorrhoeae (menyebabkan
radang selaput otak (meningitis))
9)
Clostridium
tetani (menyebabkan
penyakit tetanus)
10)
Vibrio comma (menyebabkan
kolera)
b.
Bakteri pathogen pada hewan
1)
Bacillus
anthaxis (menyebabkan
penyakit antraks pada ternak)
2)
Actynomices
bovis (menyebabkan
bengkak rahang pada sapi)
3)
Streptococcus
agalactica (menyebabkan
radang payudara (mastitis) pada sapi)
4)
Brucella
abortus (menyebabkan
brucellosis pada sapi)
5)
Chytophaga
columnaris (menyebabkan
penyakit pada ikan)
c.
Bakteri pathogen pada tumbuhan
1)
Xanthomonas
oryzae (menyerang
pucuk batang padi)
2)
Xanthomonas
campestris (menyerang
tanaman kubis)
3)
Pseudomonas
solanacearum (menyebabkan
penyakit layu pada terung-terungan)
4)
Erwinia
carotovora (menyebabkan
penyakit busuk pada buah-buahan)
5)
Xanhomonas
citri (menyebabkan
penyakit kanker pada batang jeruk)
6)
Agrobacterium
tumifaciens (menyebabkan
penyakit kanker pada batang kopi)
d.
Bakteri perusk bahan makanan
1)
Acetobacter sp. (mengubah
etanol (alkohol) pada anggur menjadi asam cuka)
2)
Pseudomonas
cocovenas (membentuk
asam bongkrek pada tempe bongkrek)
3)
Clostridium
botulinum (menghasilkan
racun botulinin pada makanan kaleng)
e.
Bakteri denitrifikasi
Bakteri denitrifikasi menguraikan nitrit dan nitrat dari dalam tanah dan
menghasilkan N2 yang dilepaskan ke udara sehingga menyebabkan tanah
menjdi kurang subur. Contohnya, Thiobacillus denitrificans.
D.
Penanggulangan terhadap bakteri
Penanggulangan terhadap bakteri :
a.
Pengawetan dan pengolahan makanan
i. Pemanisan
ii. Pengeringan
iii. Pengasapan
iv. Pengasinan
v. Pendinginan
vi. Pasteurisasi : Pemanasan
dengan suhu 63-72 derajat Celsius selama 15-30 menit. Dilakukan pada susu untuk
mematikan bakteri patogen dan mempertahankan rasa dan aroma khas susu
vii. Sterilisasi : Pemanasan
dengan menggunakan udara panas/uap air panas bertekanan tinggi. Menggunakan
oven dengan temperatur 170-180 derajat Celsius. Untuk mensterilkan peralatan
gelas. Alat : Autoklaf
b.
Kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan
i. Menjaga kebersihan
lingkungan
ii. Menjaga kebersihan badan
iii. Makan makanan sehat
iv. Cukup istirahat
v. Melakukan olah raga
c. Imunisasi
i.
Vaksin kolera : Kolera
ii.
Vaksin tifus : Tifus
iii.
Vaksin BCG : TBC
iv.
Vaksin DPT : Difteri, tetanus, batuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar